IMF Peringatkan China Bereskan Hutang
Rabu, 14 Juni 2017, 16:58 WIBBisnisnews.id - Dana Moneter Internasional (IMF) telah mendesak China untuk mempercepat reformasi untuk memperlambat laju pertumbuhan hutang yang memicu kekhawatiran tentang stabilitas sistem keuangannya.
Direktur Deputi Pertama IMF, David Lipton, yang bertemu pejabat China hari ini mengatakan bahwa proses reformasi harus dipercepat untuk menghindari penyesuaian tajam dalam ekonomi yang melambat.
China menghadapi peringatan keras bahwa beban utangnya meningkat pesat sejak krisis keuangan 2008 sehingga dapat menekan pertumbuhan ekonomi atau mengancam kesehatan bank.
Lipton mengatakan IMF yakin Beijing juga perlu bergerak lebih cepat dalam mendorong ekspansi konsumsi domestik dan meningkatkan peran kekuatan pasar daripada sibuk perdagangan dan investasi.
Lembaga pemeringkat Moody's memangkas peringkat kredit China pada 25 Mei 2017, dengan alasan peningkatan risiko utang.
Dalam retorika resmi Beijing, pemerintah China memiliki risiko keuangan dan hutang yang terkendali, dan telah mengakhiri kebijakan stimulus habis-habisan. Kementerian keuangan China dalam sebuah pernyataan sebelumnya mengkritik Moody's karena memiliki pemahaman terbatas tentang situasi domestik negara tersebut.
Pihak berwenang China telah mengajukan pinjaman pemerintah daerah sebesar 16 triliun yuan, merevisi undang-undang anggaran untuk mengatur pinjaman lokal dan meluncurkan pertukaran hutang untuk menurunkan beban bunga. "Tapi langkah-langkah ini akan memperlambat laju kenaikan utang dalam perekonomian, tapi tidak membalikkan hutang sama sekali," kata Marie Diron, Direktur Pelaksana dari kelompok risiko sovereign Moody.
Keseluruhan hutang China terhadap produk domestik bruto, meningkat menjadi 261 persen pada 2016 dari 252 persen setahun sebelumnya. Hutang perusahaan, terutama BUMN, sangat tinggi setelah bertahun-tahun akumulasi utang. (marloft)