Implementasi Bela Negara Dalam Keseharian
Kamis, 12 Oktober 2017, 15:10 WIBOleh: Uus Sumirat
Penulis adalah penggiat masalah sosial dan hukum.
Bisnisnews.id- Kisah heroik seorang anggota TNI di pedalaman Sulawesi Tenggara, kini menjadi sorotan karena memang sungguh luar biasa. Adalah Sersan Kepala (Serka) Darwis, prajurit TNI Korem 143/HO Kendari, dalam kesehariannya selalu siap membantu anak-anak menyeberangi derasnya arus sungai Ranteangin di Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra) agar bisa bersekolah di desa seberang.
Baca Juga
PROGRAM STRATEGIS
Bela Negara Menjadi Hak Seluruh Elemen Masyarakat
Hal ini dilakukannya karena merasa prihatin dengan kondisi sekitar dimana tidak ada jalan alternatif lain yang bisa digunakan oleh masyarakat warga Desa Maroko, Kecamatan Wawo, khususnya anak-anak sekolah, untuk menuju Desa Tinakari, Kecamatan Ranteangin, Kolaka Utara.
D desa itu belum terdapat fasilitas pendidikan ataupun pasar, sehingga warga Desa Marako harus menyeberangi sungai agar bisa sampai ke desa terdekat untuk menyekolahkan anaknya ataupun berbelanja kebutuhan sehari-hari. Pengabdian Serka Darwis yang penuh risiko itu sudah dilakoninya sejak 2012 silam.
Sungai Rantaiangin memiliki lebar 60 meter. Pada musim kemarau, kedalaman air sungai sekitar 2 meter, tapi pada musim hujan mencapai 6 meter. Dengan aliran airnya yang cukup deras, sungai Rantaiangin cukup beresiko untuk dilintasi. Apalagi oleh anak-anak.
Kisah tersebut tentu menggugah hati kita semua. Setidaknya ada dua catatan penting yang bisa kita ambil. Pertama, betapa setelah sekian lama negeri ini merdeka, ternyata hasilnya belum dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat di sana. Namun demikian, dalam segala keterbatasan yang ada, dinamika masyarakat terus berjalan karena mereka tidak ingin tertinggal oleh saudara-saudaranya di daerah lain. Roda ekonomi, misalnya, terus berputar. Pendidikanpun terus digiatkan, walaupun anak-anak diwajibkan mempunyai keberanian super karena terlebih dahulu harus melintasi sungai yang lebar dan penuh resiko itu itu agar bisa sampai ke sekolah di desa seberang.
Kedua, pengabdian seorang Serka Darwis yang begitu mulia. Jasa dan pengrobanannya dirasakan sangat bermanfaat oleh masyarakat banyak, yang pada akhirnya tentu oleh negara karena mensejahterakan rakyat adalah salah satu tugas negara. Oleh karena itu tidak berlebihan jika kita mengatakan inilah contoh nyata sikap bela negara yag sejatinya di masa kini.
Bela Negara, Selain Fisik juga Jiwa
Kita sepakat bahwa bela negara bukan hanya ditunaikan secara fisik dalam artian sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut. Tapi Bela Negara juga diwujudkan secara non-fisik, yaitu sebagai upaya warga negara untuk berperan serta secara aktif dalam memajukan bangsa dan negaranya dalam bidang apapun, seperti ekonomi, pendidikan dan sosial budaya. Apalagi dalam situasi dan kondisi negara dalam keadaan aman tentram seperti saat ini, yang dibutuhkan justru semangat mengabdi pada negara sesuai peran, fungsi dan profesi masing-masing dalam kehdupan sehari-hari.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pernah mengatakan bahwa bela negara bukan hanya fisik tetapi jiwanya. “Bela negara dapat diaktualisasikan dalam peran dan profesi setiap warga negara”, demkian kata Menhan pada acara launching aksi bela negara yang dilaksanakan di Manado, Sulawesi Utara, Rabu, 3 Mei 2017. Selanjutya menurut Menhan, masing-masing profesi mengajarkan selalu berbuat yang terbaik untuk mencintai tanah air, menerapkan ideologi Pancasila, serta rela berkorban untuk bangsa dan negara.
Sepakat dengan ucapan Menhan, ancaman utama yang dihadapi negara kita saat ini bukanlah peperangan, akan tetapi ancaman kerusakan dan kelumpuhan jiwa kita sebagai anak bangsa. Jiwa kita rusak karena berbagai pengaruh buruk dari luar sebagai dampak era globalisasi yang memang sudah melanda dunia saat sekarang ini. Pendidikan yang berkiblat ke dunia luar, Pola hidup borjuis, maraknya penggunaan obat-obat terlarang, merebaknya faham intoleransi sampai membanjirnya barang dan komoditas asing di pasaran dalam negeri adalah beberapa contohterjadinya pengrusakan jiwa anak bangsa yang bisa memperkukuh dominasi asing di dalam kehidupan bangsa kita sehari-hari. Semua itu adalah ancaman serius bagi kelangsungan dan keamanan negara kita ke depan.
Aplikasi Bela Negara
Pergeseran nilai yang terjadi di tengah-tengah masyarakat menuntut perhatian penuh kita agar semangat cinta tanah air tidak akan pernah lekang di telan masa. Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menunjukan rasa bangga dan cinta kepada bumi pertiwi. Mulailah dari yang paling mudah sesuai dengan posisi, pekerjaan atau profesi kita dalam kehidupan sehari-hari.
Jika kita pelajar, misalnya, hal yang paling mudah kita lakukan adalah rajinlah belajar, disipilin di sekolah, patuh kepada bapak ibu guru dan kejarlah cita-cita setinggi mungkin. Negara ini membutuhkan tunas-tunas bangsa yang berkualitas dan memiliki ilmu pengtahuan tinggi untuk membawa negara ini mampu menghadapi setiap tantangan jaman, khususnya perkembangan teknologi dai waktu ke waktu.
Jika kita pelaku usaha, maka berusahalah dengan giat supaya mampu berperan dalam pengembangan ekonomi nasional, meningkatkan dasa saing, mengrangi impor bahkan sebaliknya meningkatkan ekspor, membuka lapangan kerja, hingga ekonomi nasional bisa mandiri tanpa adanya keterlibatan pelaku usaha asing sehingga semua sumber daya negeri kita dapat sepenuhnya dikuasai dan digunakan bagi kemakmuran bangsa kita sendiri.
Jika kita seorang atlit atau olahragawan, berlatihlah dengan giat untuk mengejar prestasi olah raga setinggi mungkin di kancah internasional. Torehan prestasi gemilang di dunia olah raga terbukti mampu mengharumkan nama bangsa dan negara. Sering kita melihat perjuangan heroik seorang atlit dalam pentas laga atau tanding olehraga tertentu yang mampu membuat kita haru dan banggasehingga mempertebal rasa cinta kita kepada tanah air.
Jika kita seniman, maka ciptakanlah karya-karya seni yang baik dan disuka seluruh lapisan masyarakat hingga ke antar bangsa. Di sisi lain banyak sudah budaya dan karya-karya seniman Indonesia yang dijiplak bahkan didaftarkan seolah merupakan karya cipta mereka atau bagian dari budaya mereka. Di sini terkandung juga upaya yang harus dilakukan untuk memelihara warisan bdaya nasional jangan sampai diakui sebagai milik orang atang bangsa asing.
Jika kita seorang profesional yang menekuni pofesi tertentu maka jalankanlah profesi itu dengan sebaik-baiknya sesuai etika profesi dalam masing-masing bidangnya sehingga mampu memberikan layanan yang sesuai dengan tanggung jawab, intelektualitas dan kompetensi yang menjadi kewenangannya.
Demikian juga seorang Politikus dapat berperan aktif secara nyata dalam bela negara. Hal ini sangat berkaitan erat dengan profesi yang dijalaninya, seorang politikus diharapkan akan mampu memberikan warna yang kental dalam membawa negara ini ke arah yang lebih baik. Dimulai dari lingkungan sekitarnya dengan mempelopori kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis dalam bingkai negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbhineka. Selanjutnya, seorang politikus politikus harus memiliki jiwa amanah dalam menjalankan profesinya tersebut, tidak terlibat dalam permainan politik yang kotor dan koruptif yang pada akhirnya akan menghacurkan tatanan negara yang kita cintai ini.
Peran serta warga negara dalam hal bela negara adalah sebuah keniscayaan. Siapapun kita, wajib turut serta dalam bela negara. Selama negara ini dalam keadaan aman, bukan berarti kewajiban bela negara menjadi pupus, akan tetapi justru sebaliknya jiwa kita harus senantiasa terpelihara untuk memiliki rasa bangga dan cinta kepada negara yang harus diwujudkan dalam sikap dan tindakan sehari-hari. Undang-undang No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,khususnya dalam Pasal 9 ayat 2, menyebutkan bahwa keikutsertaan warga negara dalam upaya pembelaan negara diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, pengabdian sebagai prajurit TNI secara suka rela atau wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesinya.
Mari kita lakukan yang terbaik bagi negara kita. Selama semua itu belum mampu kita laknsanakan, jangan membuat susah negara.(*)