Indonesia Kutuk Pengakuan Amerika, Soal Yerusalem Ibu Kota Israel
Kamis, 07 Desember 2017, 12:34 WIB
Bisnisnews.id - Buntut pengakuan Presiden Amerika Donald Trump, Yerusalem sebagai sebagai ibu kota Israel mendapat kecaman keras sejumlah negara. Indonesia mengutuk pengakuan sepihak Amerika tersebut.
Kecaman serupa juga disampaikan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guteres, Paus Fransiskus, China, Uni Eropa, bahkan negara-negara sekutu AS.
Presiden Joko Widodo menegaskan, agar Amerika mempertimbangkan kembali keputusan sepihak tersebut. Sebab, yang lakukan Amerika itu dapat menggangu kebijakan majelis umum PBB dan mengguncang stabilitas keamanan dunia.
Kata Presiden, rakyat Indonesia tetap konsisten berdiri bersama rakyat Palestina mendukung kemerdekaan. "Rakyat Indonesia tetap konsisten untuk tetap bersama rakyat Palestina mempertahankan haknya seperti dalam UUD 1945," tegas Jokowi, Kamis (7/12/2017).
Indonesia, lanjut Presiden Joko Widodo dalam beberapa hari ini telah melakukan diskusi dengan sejumlah negara-negara anggpta OKI untuk membahas masalah itu dalam sidang khusus.
Pada kesempatan terpisah, Menteri Luar Negeri (Menlu RI), Retno Marsudi meminta Amerika Serikat lebih memahami arti dari demokrasi itu sendiri.
Baca juga: Trump Akui Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel
"Sebagai negara demokrasi Amerika Serikat harus tahu apa itu demokrasi," jelas Menlu Retno saat menyampaikan sambutaanya di acara Bali Demokrasi Forum (BDF), di ICE Tangerang, Banten, Kamis (7/12/2017).
Hukum dalam negara demokrasi adalah panglima tertinggi dan itu harus dihormati. Penunjukan dan oengakuan yang dilakukan Amerika tidak menghormati resolusi
Seperti diketahui, pada Rabu (6/12/2017) pukul 13.00 waktu setempat, Trump telah mengumumkan secara resmi pengakuan Amerika terhadap Yerusalem sebagai wilayah Israel, dan akan memindahkan Kedutaan Besar Amerika dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Trump menyebut pengakuan Yerusalem sebagai milik Israel tidak lain sebagai pengungkapan fakta sebagaimana mestinya. Padahal, Palestina akan menjadikan Yerusalem Timur sebagai ibu kota saat benar-benar merdeka karena wilayah tersebut masih dicaplok Israel. (Syam S)