Inggris Curiga Racun Mematikan Yang Melukai Mantan Agennya Berasal Dari Rusia
Jumat, 13 April 2018, 03:49 WIBBisnisnews.id - Pengawas senjata kimia dunia, Kamis (12/4/2018) waktu setempat melaporkan telah mengkonfirmasi temuan Inggris terkait digunakannya racun syaraf dalam melakukan serangan kepada mantan agen ganda Sergei Skripal dan putrinya Yulia di kota Salisbury, Inggris yang juga melukai seorang polisi pada 4 Maret lalu.
Pihak London mencurigai, racun syaraf mematikan dan sangat berbahaya yang digunakan menyerang Sergei berasal dari Rusia.
Seperti dilansir AFP, ringkasan laporan kelompok yang berbasis di Den Haag itu menyebutkan, sampel yang diuji oleh Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) "mengkonfirmasi temuan Inggris yang berkaitan dengan identitas kimia beracun,"
Ia menambahkan bahwa "bahan kimia beracun adalah kemurnian tinggi".
Dalam ringkasan temuannya yang tidak diklasifikasikan, OPCW tidak melakukan penilaian terhadap siapa yang melakukan serangan.
Inggris dan sekutu-sekutunya termasuk Amerika Serikat telah menyalahkan Moskow, menyulut penyangkalan dan memprovokasi sebuah perselisihan internasional yang mengakibatkan pengusiran para diplomat.
Soal racun mematikan, Perdana Menteri Iggris Theresa May mengatakan, Rusia diketahui telah menggunakannya. Meskipun dibantah keras pihak Rusia yang mengatakan telah menghancurkan seluruh senjata kimianya. Namun bantahan itu tidak melunturkan kecurigaan, Inggris dan sekutunya tetap curiga dan tidak terima.
Seperti diketahui, Skripal pindah ke Inggris dalam pertukaran mata-mata pada tahun 2010 dan menetap di Salisbury. Putrinya Yulia dari Rusia mengunjunginya ketika mereka diracuni, mungkin di pintu depan rumahnya.
Awal pekan ini Yulia Skripal dikhabarkan sudah bisa keluar dari rumah sakit dan dipindahkan ke lokasi yang sangat dirahasiakan. Sedangkan ayahnya dilaporkan mulai membaik. (Syam S)