Iran Mengisyratkan Pengurangan Ketegangan Dengan AS
Senin, 13 Januari 2020, 13:51 WIBBisnis News.id - Iran mengisyaratkan mendukung pengurangan ketegangan dengan Amerik Serikat (AS) setelah lebih dari sepekan saling serang, pasca terbunuhnya kepala Pasukan Quds Qasem Soleimani, dalam serangan pesawat tak berawak Baghdad pada 3 Januari 2020.
Ketegangan yng memuncak berujung saling melepas roket dan rudalnya. Namun dalam saling serang tersebut, rudal Teheran secara tidak sengaja menembak jatuh sebuah pesawat penumpang (pesawat sipil) Ukraina yang menewaskan 176 penumpang.
Aksi salah tembak pada hari Rabu itu telah memicu protes keras yanng dilakukan para mahasiswa Iran, sebagai wujud penghormatan kepada penumpang sipil yang tewas.
Kondisi keamanan di Ibu Kota Iran masih senyap. Keamanan terus ditingkatkan, menyusul terjadinya protes keras pasca penembakan.
Presiden AS Donald Trump mengingatkan pemimpin Iran agar tidak melakukan tindakan kekerasan kepada para pengunjuk rasa.
Trump dalam tweet-nya pada hari Minggu meyebutkan, "kepada para pemimpin Iran - JANGAN MEMBUNUH PROTESTER ANDA."
Terkait perseteruan tersebut, Trump, menurut Menteri Pertahanan AS Mark Esper, seperti diutif AFP mengatakan, Trump masih bersedia dialog, duduk bersama membahas ketegangan dua negara.
Kendati demikian Teheran secara tegas menolak mengadakan pembicaraan dengan Washington kecuali jika sanksi dicabut terlebih dahulu.
Sementara itu, Presiden Iran juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi yang melakukan kujungan dan negaranya menawarkan untuk menengahi antara Teheran dan sekutu AS, Riyadh.
Sedangkan Menteri Luar egeri Jepang Masato Ohtaka menyebutkan, dalam pertemuan hari Minggu dengan Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memperingatkan konflik militer dengan Iran akan berdampak pada perdamaian dan stabilitas global, kata juru bicara kementerian luar negeri Jepang Masato Ohtaka. (*/Ari)