Kantor Berita Qatar Diretas, Alamat IP Asal UAE
Jumat, 21 Juli 2017, 00:17 WIBBisnisnews.id - Kementerian Dalam Negeri Qatar mengatakan para ahli memiliki bukti yang menunjukkan bahwa serangan cyber di media resmi negara tersebut berasal dari Uni Emirat Arab (UEA).
Dalam sebuah konferensi pers di Doha pada hari Kamis 20 Juli, para pejabat mengatakan bahwa rencana hacking kantor berita Qatar (QNA) dimulai pada awal April.
Penyidik juga dilaporkan menelusuri alamat IP yang terkait hacking adalah UAE.
Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, Othaman Salem Al-Hamoud mengatakan bahwa tingkat dan kualitas hacking itu profesional dan harus didukung negara di belakangnya.
Sebelumnya, Ali Mohammed Al-Mohannadi, kepala divisi teknologi di kementerian mengatakan kepada wartawan bahwa operasi hacking berlangsung berkoordinasi dengan dan melalui salah satu negara pemblokir.
"Peretas memiliki kontrol penuh atas jaringan QNA, termasuk akun terkait, situs web dan platform sosial terkait," kata Al-Mohannadi.
"Ini dimaksudkan untuk membuat dan memposting laporan palsu, yang dikaitkan dengan Yang Mulia, Emir."
Pejabat mengatakan kasus tersebut telah dirujuk ke jaksa.
Hacking tersebut dilaporkan berlangsung sekitar tiga jam mulai larut malam pada 24 Mei hingga dini hari pada tanggal 25 Mei, sebelum pakar media pemerintah Qatar berhasil menguasai kembali situs ini.
Dalam presentasi video, kementerian tersebut juga mengatakan bahwa penyidik pada awal April, peretas telah menyusup ke jaringan QNA menggunakan perangkat lunak VPN dan memindai situs web tersebut.
Kementerian tersebut mengatakan bahwa peretas mengeksploitasi celah dalam sistem jaringan dan memasang program yang kemudian digunakan untuk penerbitan cerita palsu.
Alamat, kata kunci dan email dari semua karyawan kantor berita negara juga dikumpulkan.
Laporan Washington Post sebelumnya mengatakan Uni Emirat Arab mengatur operasi tersebut.
Duta Besar UEA untuk AS, Yousef al-Otaiba telah menolak laporan tersebut dalam sebuah pernyataan dengan mengatakan bahwa hal tersebut salah.
Anwar Gargash, menteri luar negeri UAE juga mengatakan bahwa kisah Washington Post sama sekali tidak benar.