Kecoh Korut, Gugus Tempur AS Putar Ke Selat Tunda
Rabu, 19 April 2017, 23:50 WIBBisnisnews.id - Armada tempur angkatan laut Amerika Serikat yang terdiri dari sebuah kapal induk dan kapal perang lainnya ternyata tidak berlayar menuju Korea Utara melainkan menuju arah yang berlawanan.
Semula diumumkan, pada 8 April lalu, angkatan laut AS mengatakan armada tempur Carl Vinson diarahkan menuju ke semenanjung Korea, sebagai langkah kesiagaan. Kemudian pekan lalu Presiden Trump mengatakan sedang mengerahkan sebuah 'armada.'
Namun kelompok itu ternyata bergerak menjauh selama akhir pekan lalu, dan mengarah ke Samudera Hindia melalui Selat Sunda.
Komando Pasifik AS mengatakan pada Selasa (18/4) bahwa mereka telah membatalkan rencana berlabuh di Perth, dan sudah menyelesaikan pelatihan yang dijadwalkan bersama Australia setelah meninggalkan Singapura pada 8 April.
Gugus tempur itu sekarang 'melanjutkan perjalanan ke Pasifik Barat seperti yang diperintahkan.'
"Tidak jelas apakah hal itu merupakan langkah pengecohan yang disengaja, yang mungkin dirancang untuk menggertak pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, atau memang perubahan rencana atau malah sekadar miskomunikasi saja," kata wartawan BBC Stephen Evans.
Pengerahan gugus tempur ini membuat hubungan Korea Utara dan AS makin menegang selama beberapa pekan terakhir. Bahkan Korea Utara mengancam untuk melancarkan serangan nuklir.
Menurut Pentagon, Korea Utara menggelar unjuk kekuatan militer sebagai bagian dari parade selama akhir pekan lalu dan menguji coba rudal lain pada hari Minggu, namun meledak segera setelah peluncuran.
AS menuduh Korea Utara mencoba untuk 'melakukan provokasi,' dan Menteri Pertahanan AS James Mattis menyebut uji coba yang gagal ittu merupakan langkah gegabah.
Pyongyang mengatakan mereka tidak gentar pada AS, dan siap menguji-coba rudal setiap minggu, dan memperingatkan 'perang habis-habisan' jika AS mengambil tindakan militer.
"Jika AS merencanakan serangan militer terhadap kami, kami akan bereaksi dengan serangan-serangan pendahuluan menggunakan nuklir dengan gaya dan metode kami sendiri," kata Wakil Asing Menteri Luar Negeri Han Song-ryol dalam wawancara dengan BBC, Senin lalu. (Gungde Ariwangsa)