Kemenhub Gandeng ITS Surabaya Untuk Membangun Kapal Wisata Khas Indonesia
Jumat, 16 Agustus 2019, 06:27 WIBBisnisNews.id -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berkesempatan mengunjungi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pada Kamis sore (15/8/2018) dan menggandeng kampus ITS untuk bekerjasama membuat kapal pariwisata produksi dalam negeri. ITS adalah salah satu kampus yang mempunyai keunggulan dalam mendesain dan membangun kapal.
"Saya ditugaskan oleh Pak Presiden untuk membangun kapal yang dapat melihat pemandangan bawah laut, untuk di Labuan Bajo dan Bunaken. Tetapi saya ingin bahwa kapal ini jangan dibeli dari luar negeri melainkan dibuat di dalam negeri. Kita tahu ITS punya keunggulan dalam mendesain dan membangun kapal. Oleh karenanya saya datang ke pak rektor untuk bekerjasama membangun kapal ini," jelas Menhub.
Menhub Budi Karya meminta desain kapal yang dibuat untuk mengadopsi kearifan lokal dan keunikan dari masing-masing daerah. "Kita memang minta kepada ITS buat ini menjadi suatu desain yang mewah dan memiliki kearifan lokal. Misal kapal di Bunaken dengan gaya Manado, di Labuan Bajo dengan gaya NTT," ujar Menhub Budi.
Rencananya, kapal pariwisata ini akan dirancang dengan desain eco glass bottom boat yang dibuat dengan kaca atau bahan lain yang tembus pandang di bagian bawah kapal. Sehingga para penumpang dapat melihat ikan dan pemandangan bawah air di lautan dari perahu itu sendiri.
Kapal ini dirancang untuk orang-orang yang menyukai keindahan panorama bawah laut tanpa perlu menyelam ke dalam air. Pada dek kapal, akan tersedia tempat duduk penumpang yang berdampingan dengan jendela kaca transparan.
ITS akan memproduksi 2 (dua) buah kapal yang akan ditempatkan di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur serta Pulau Bunaken Manado guna mendukung sektor pariwisata. Kedepannya Menhub mengajak pihak swasta turut berinvestasi membangun kapal-kapal pariwisata.
Proses pembuatan kapal sendiri direncakan akan memakan waktu total 6 bulan, dengan tahapan ; studi kelayakan 1 bulan, desain dasar atau DED (Detailed Engineering Design) 2 bulan, serta tahap produksi selama 3 bulan.
"Kami minta tahap DED selesai sebelum bulan Oktober, sehingga kita harapkan sebelum lebaran tahun depan kedua kapal ini sudah selesai. Kedepannya, bukan pemerintah lagi yang invest, melainkan pihak swasta," tambahnya.
Kapal pariwisata ini akan dibuat dengan metodologi desain spiral, berukuran 80 GT yang akan dapat menampung sebanyak 60 penumpang serta 4 orang anak buah kapal dengan kecepatan maksimal 12 knot.
Kapal yang akan ditempatkan di Pulau Bunaken akan melayani sebanyak 3 trip dalam sehari, sedangkan untuk Kapal yang ditempatkan di Labuan Bajo akan melayani sebanyak 4 trip dalam sehari dengan waktu yang dibutuhkan tiap trip yaitu 2 jam.(helmi)