Kemenhub Optimalkan Layanan Tol Laut dan Permasalahannya di Lapangan
Selasa, 30 Juli 2019, 13:59 WIB
Bisnisnews.id -- Pemerintah melalui Ditjen Perhubungan Laut (Hubla) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) komit terus meningkatkan volume dan kualitas pelayanan tol laut di Indonesia. Program ini menjangkau kawasan terdepan, tertinggal, terbelangan dan perbatasan (3TP) NKRI.
Program tol laut menjadi prioritas dan komitmen Pemerintahan Jokowi-JK bahkan di masa mendatang untuk hadir di masyarakat saat mereka membutuhkan. Program tol laut adalah dengan menyediakan kapal reguler untuk memperlancar arus logistik dan menekan disparitas harga barang dan jasa khususnya di daerah 3TP.
Baca Juga
PELAYANAN PUBLIK
Kena Sentil Menhub Budi, Soal Program Tol Laut, Ini Janji Dirjen Hubla Pada Awak Media
ANGKUTAN MASSAL
LRT Jabodetak Beroperasi September, Ini Prosedurnya .....
PEDULI LINGKUNGAN
Polresta Bandara Soetta Adakan Penghijauan
Kasubdit Angkutan Laut Dalam Negeri Ditjen Hubla Capt. Budi Mantoro, M.Sc mengatakan, Pemerintah terus meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan tol laut. Pekan lalu misalnya, ada lagi kapal tol laut di serahkan ke operator termasuk Pelni di KSOP Bitung, Sulawesi Utara (Sulut).
Tred kargo tol laut terus meningkat, meski harus ditingkatkan lagi. "Volume kargo tol laut antara kapal berangkat dengan kapal balik belum imbang, kata Capt. Budi Mantoro.
"Tapi, kapasitas dan kualitas pelayanannya tol laut terus ditingkatkan. Dengan begitu, dampaknya juga benar-benar dirasakan rakyat di daerah," sebut alumni PIP Semarang itu.
"Kemenhub juga mengajak semua pihak terkait mulai operator, Pemda dan dunia usaha lokal untuk memberdayakan dan memanfaatkan tol laut dengan optimal," kata Capt. Budi Mantoro menjawab Bisnisnews.id.
Data Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub menyebutkan, volume muatan berangkat tol laut selama semester I/2019 tercatat 2.276 TEUs. Namun, volume muatan balik hanya 191 TEUs.
"Load factor kapal tol laut bervariasi sesuai daerahnya. Tapi, volume barang yang paling banyak dari hub Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya," papar Capt Budi Mantoro.
Di hub Surabaya, kapal tol laut dilayani tiga perusahaan pelayaran, yaitu Pelni, Djakarta Lloyd dan Mentari Lines. Secara garis besar melayani tiga jalur utama, ke kawasan timur Indonesia (KTI).
Pelni Layani 5 Trayek
VP Direktur Pemasaran Kapal Barang PT Pelni Didik Dwi Prasetyo kepada Bisnisnews.id mengatakan, pihaknya komit mendukung program tol laut. Dan, Pelni sejak pertama beroperasi selalu mendapatkan tugas menjadi operator tol laut.
Dikatakan, PT Pelni mendapatkan tugas untuk melayani 5 trayek tol laut. Mereka itu adalah, H1 yang meliputi Surabaya-Makassar-Tahuna (Sulawesi Utara)
Kemudian, T1 yang meliptui : Belawan-Lhosumawe-Malahayati-Saang dan Tapal Tuan (Aceh Barat). Untuk T3 meliputi: Tanjung Priok (Jakarta)-Tarempa-Natuna-Midai.
Selanjutnya T5, meliputi : Tahuna (Sulut)-Lirung-Melongkuane-Marore. Sedang T10 meliputi : Surabaya -Morotai-Tidore-Maba-Buli-Bebe (Maluku Utara).
Didik menambahkan, untuk kapal tol laut yang dioperasikan Pelni, rata-rata load factor antara 15% sampai 60%. Sementara, load factor tertinggi adalah di trayek T10 (Surabaya -Morotai-Tidore-Maba-Buli-Bebe (Maluku Utara).
Didik menambahkan, tol laut masih perlu dioptimalkan, terutama untuk muatan balik kapal dari daerah e pelabuhan hub (di Jawa). Hapir semua trayek yang dilayani masalahnya hampir sama, muatan baliknya masih rendah.
Didik menyebutkan, trayek H-1 yang melayani Tanjung Perak-Makassar-Bitung-Tidore- Tanjung Perak dan T-10 melayari trayek Tidore-Morotai-Buli-Maba-P. Gebe-Tidore yang merupakan feeder trayek H-10.
Data Pelni menyebutkan, volume muatan berangkat 420 TEU's, tetapi muatan baliknya 90 TEU's. "Rute ini dioperasikan oleh PT Pelni," papar Didik mantap.
Masih menurtu data Ditlala Ditjen Hubla, di trayek H-3 melayani Tanjung Perak-Tenau-Saumlaki-Dobo- Tanjung Perak yang dioperasikan PT Mentari Sejati Perkasa (Mentari Lines), muatan berangkat mencapai 510 TEU's, tetapi muatan baliknya hanya 10 TEU's.
Adapun, di trayek H-4 (Tanjung Perak-Makassar-Kendari-Tanjung Perak-) yang dilayani PT Djakarta Lloyd (Persero), volume muatan berangkat 60 TEU's, sedangkan muatan baliknya 10 TEU's.
Capt. Budi Mantoro menambahkan, sejak awal tahun ini, tarif muatan balik kapal Tol Laut dikurangi menjadi 50% dari muatan berangkat demi memicu return cargo dari wilayah Indonesia timur yang selama ini masih rendah.
Sejalan dengan pemangkasan tarif return cargo, Kemenhub akan 'memaksa' operator kapal dan Dinas Perdagangan daerah menghimpun muatan balik dari timur. Apabila dalam dua voyage tetap tidak ada muatan balik, trayek bersangkutan tidak akan dilayani lagi atau trayek diubah.
Sebelumnya, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Hubla Capt, Wisnu Handoko mengatakan, muatan balik kapal tol laut menjadi salah satu indikasi yang menunjukkan perekonomian daerah bergeliat setelah program Tol Laut berjalan.
Di samping itu, keberadaan muatan balik yang optimal dapat mengurangi beban subsidi serta memangkas biaya per unit barang. Tarif muatan berangkat Tol Laut selama ini sudah lebih murah, yakni separuh dari tarif komersial.
"Tarif yang disubsidi itu diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan No PM 113/2018 tentang Tarif Angkutan Barang di Laut untuk Melaksanakan Kewajiban Pelayanan Publik," tegas Capt. Wisnu Handoko.(helmi)