Kemenhub Siapkan Kontainer Berpendingin di Beberapa Trayek Tol Laut Untuk Fasilitasi Ekspor Perikanan
Minggu, 15 Desember 2019, 16:54 WIBBisnisNews.id -- Pemerintah optimalkan program Tol Laut terhadap kawasan perikanan terpadu. Pada tahun 2020 Ditjen Perhubungan Laut akan menyediakan kontainer berpendingin (reefer container) di sejumlah lokasi yang dilintasi trayek Tol Laut di beberapa wilayah terutama kawasan timur Indonesia (KTI).
"Mereka yaitu di Sabang (Trayek-1), Mentawai (T-2), Sebatik (T-4), Timika (T-11), dan Rote (T-13), masing-masing sebanyak 5 kontainer," kata Chairman SCI, Setijadi di Jakarta, Minggu (15/12/2019).
Dikatakan, pihak Supply Chain Indonesia (SCI) mengapresiasi rencana Program Kerja Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tahun 2020 khususnya Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dalam memperkuat konektivitas antar wilayah Indonesia melalui Program Tol Laut.
Baca Juga
PELAYANAN PUBLIK
Kena Sentil Menhub Budi, Soal Program Tol Laut, Ini Janji Dirjen Hubla Pada Awak Media
ANGKUTAN MASSAL
LRT Jabodetak Beroperasi September, Ini Prosedurnya .....
PEDULI LINGKUNGAN
Polresta Bandara Soetta Adakan Penghijauan
Setijadi menyatakan bahwa dukungan Program Tol Laut terhadap kawasan perikanan terpadu tersebut merupakan bentuk sinergi yang sangat baik antara Kemenhub dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Sinergi tersebut perlu terus ditingkatkan untuk optimalisasi potensi sumber daya ikan, terutama dalam proses pendistribusian dari sentra-sentra produksi ke sentra-sentra konsumsi, baik untuk masyarakat maupun industri pengolahan ikan (UPI), serta ekspor," pinta Setijadi.
Berdasarkan analisis SCI, papar Setijadi, dibutuhkan kontainer dalam jumlah besar untuk memfasilitasi kapal perikanan yang berjumlah ratusan seperti di Mimika. Di beberapa lokasi bahkan diperlukan sampai 50 kontainer.
Perlu Dukungan SDM Unggul
Selain kebutuhan kontainer, menurut pratisi usaha logistik ini, juga diperlukan pengembangan infrastruktur seperti perbaikan dermaga dan penyediaan plugging di pelabuhan, terutama di Kawasan Timur Indonesia.
Diperlukan juga kesiapan SDM untuk menangani kontainer berpendingin, baik di pelabuhan maupun kapal. Penurunan kualitas ikan akibat kesalahan dalam proses distribusi masih dikeluhkan oleh sejumlah pihak.
Oleh karena itu, sebut Setijadi, Kemenhub perlu segera mempertimbangkan penambahan trayek Tol Laut. Beberapa wilayah yang belum dilintasi trayek Tol Laut memiliki potensi ikan yang cukup banyak seperti di Dobo, Kepulauan Aru.
Berdasarkan catatan SCI, Dobo termasuk Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia (WPPI) 718 dengan potensi terbesar, yaitu sebanyak 2.637.565 ton.(helmi)