Kerusuhan Anti Muslim, Srilanka Umumkan Keadaan Darurat
Selasa, 06 Maret 2018, 19:41 WIBBisnisnews.id - Sri Lanka pada hari Selasa 6 Maret mengumumkan keadaan darurat nasional untuk memadamkan kerusuhan anti-Muslim yang telah menewaskan setidaknya dua orang dan merusak puluhan masjid dan rumah.
"Kabinet menteri memutuskan tindakan keras, termasuk keadaan darurat nasional 10 hari," Menteri Perencanaan Kota Rauff Hakeem mengatakan saat polisi memberlakukan jam malam di wilayah kerusuhan Kandy.
Pemerintah mengerahkan pasukan komando polisi bersenjata di wilayah perbukitan yang populer di kalangan turis, setelah perusuh menentang jam malam dan terus mengamuk.
Jam malam di wilayah itu diperpanjang setelah mayat pria Muslim ditemukan dari bangunan terbakar, mengancam meningkatkan ketegangan komunal ke seluruh Sri Lanka dalam beberapa pekan terakhir.
Dilansir AFP, deklarasi darurat tersebut memberi wewenang kepada penguasa untuk menangkap dan menahan tersangka dalam waktu lama, dan memungkinkan pemerintah untuk menggunakan pasukan yang diperlukan.
Ini adalah pertama kalinya dalam tujuh tahun Sri Lanka telah menggunakan tindakan semacam itu. Negara kepulauan tersebut pernah berada di bawah keadaan darurat selama hampir tiga dekade karena pemerintah memerangi pemberontak Tamil yang berakhir pada tahun 2009.
Hakeem mengatakan bahwa kerusuhan memang berada Kandy, namun pemerintah ingin mengirimkan pesan mengenai wabah kekerasan komunal di tempat lain akhir-akhir ini.
Seorang jurubicara polisi mengatakan Selasa pagi bahwa Satuan Tugas Khusus telah dikirim ke Kandy untuk memulihkan ketertiban dan memberlakukan jam malam.
Rumah Muslim, tempat bisnis dan masjid rusak parah dalam kerusuhan yang dipicu oleh kematian seorang pria Sinhala di tangan massa minggu lalu.
Suku Sinhala adalah kelompok etnis yang sebagian besar beragama Buddha dengan hampir tiga perempat dari 21 juta orang Sri Lanka. Muslim menyumbang 10 persen dari populasinya.
Lebih dari dua lusin penangkapan telah dilakukan dan sebuah penyelidikan dibuka untuk dilakukan polisi di Kandy.
Massa membakar bisnis milik Muslim dan menyerang sebuah masjid di timur negara itu pekan lalu setelah seorang koki Muslim dituduh menambahkan alat kontrasepsi untuk makanan yang dijual ke orang Sinhala.
Pemerintah menolak tuduhan tersebut tanpa dasar dan memerintahkan penangkapan orang-orang yang menimbulkan kerusuhan di daerah tersebut. (marloft)