Kesempatan Menang Negara Teluk Makin Tipis Dalam Pemilihan UNESCO
Sabtu, 14 Oktober 2017, 00:06 WIBBisnisnews.id - Kandidat dari Qatar dan Prancis bersaing pada hari Jumat 13 Oktober untuk menjadi pemimpin baru dalam badan kebudayaan PBB yang diwarnai dengan tuduhan negara Teluk bias anti-Israel
Kampanye untuk menggantikan pemimpin UNESCO yang keluar, Irina Bokova dibayangi oleh pengumuman Washington pada hari Kamis 12 Oktober bahwa pihaknya merencanakan untuk menarik diri setelah bertahun-tahun mengalami ketegangan atas keputusan yang dianggap kritis terhadap Israel.
Israel sendiri mengumumkan tidak lama kemudian bahwa mereka akan menyusul AS.
Negara-negara Arab percaya bahwa pekerjaan direktur jenderal UNESCO yang beranggotakan 195 orang tersebut harus diajukan ke salah satu dari mereka untuk pertama kalinya, namun persaingan regional dan penarikan diri AS dan Israel tampaknya melemahkan ambisi mereka.
Mantan menteri kebudayaan Qatar Hamad bin Abdulaziz Al-Kawari saat ini memimpin pemilihan tersebut, namun dia tidak didukung dari negara-negara Teluk lainnya yang memblokade negara Qatar.
Hal ini kemungkinan akan membuka jalan bagi saingannya, menteri kebudayaan Prancis Audrey Azoulay. Dia mengalahkan penantangnya seorang aktivis HAM Mesir Moushira Khattab pada hari Jumat 13 Oktober.
Pemenang utama yang akan diputuskan pada putaran final pemungutan suara akan menghadapi tugas sulit untuk meyakinkan AS dan Israel jangan mundur dan juga menangani tuduhan bias anti-Israel. (marloft)