Kongres AS Pegang Kunci Kesepakatan Nuklir Iran
Sabtu, 14 Oktober 2017, 00:54 WIBBisnisnews.id - Setelah Donald Trump melempar nasib kesepakatan nuklir Iran ke tangan anggota parlemen pada hari Jumat 13 Oktober, Kongres dapat menggunakan posisinya sebagai wasit untuk meningkatkan tekanan terhadap Teheran.
Pertanyaannya adalah apakah mereka bisa melakukannya tanpa menghentikan kesepakatan 2015?
Dalam pembukaan strategi baru yang agresif melawan Iran, Trump akan desertifikasi perjanjian nuklir di bawah undang-undang AS, namun tidak mencabutnya secara langsung.
Kongres akan berada dalam posisi sulit untuk memberikan tekanan baru kepada Iran tanpa menggagalkan kesepakatan dimana pengembangan rudal dan agresi regional terus berlanjut yang menurut Trump melanggar semangat kesepakatan,
Ditandatangani oleh anggota tetap Iran, Jerman, dan anggota Dewan Keamanan PBB Inggris, China, Prancis, Rusia dan Amerika Serikat, JCPOA menahan program nuklir Iran dengan imbalan sanksi.
Trump bisa saja menipu kesepakatan itu sendiri, dengan menolak mengesampingkan sanksi saat pemeriksaan pada bulan September.
Sebaliknya, langkah desertifikasi Trump memberi periode 60 hari di mana Kongres dapat memilih untuk memberlakukan sanksi tersebut kembali.
Teheran telah memperingatkan bahwa tindakan semacam itu akan berarti bahwa Washington telah melanggar tujuan tawar-menawarnya, dan dengan demikian kemungkinan Iran akan tidak patuh.
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan bahwa pemerintah tidak mendesak Kongres untuk menjatuhkan sanksi baru.
Dari pemberitaan AFP, Kongres juga bisa memilih tidak berbuat apa-apa, dan membiarkan kesepakatan itu berdiri sebagaimana adanya, tambahnya. (marloft)