Korban Tewas di China Lebih dari 1000 Orang
Selasa, 11 Februari 2020, 17:40 WIBBisnisNews.id - Korban tewas akibat wabah koronavirus baru di China melonjak menjadi 1.000 orang lebih pada Selasa (11/2/2020).
Jumlah korban diperkirakan terus berjatuhan, mengingat masih tingginya angka orang yang terinfeksi. Meningkatnya jumlah kematian itu terungkap setelah Presiden Xi Jinping melakukan kunjungan ke sejumlah rumah sakit di Beijing.
Presiden Xi Jinping mengenakan alat pelindung saat dia mengobrol dengan pekerja medis dan pasien.
Xi, menegaskan, pemerintah kini tengah bertempur melawan virus itu sebagai "perang rakyat". Wabah mematikan itu, kini telah menyebar ke seluruh negeri di China.
Dia menyebutkan, situasi di Hubei "masih sangat suram" dan mendesak "langkah-langkah yang lebih tegas" untuk menahan penyebaran virus itu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan peringatan, mereka yang belum terinfeksi untuk tidak mel;akukan perjalanan ke China.
Tim misi kemanusiaan Internasional, yang dipimpin WHO tiba di Cina ditengah negara itu berjuang melawan ganasnya epidemi virus corona.
Catatan WHO menyjebutkan, jumlah korban terinfeksi lebih dari 42 ribu orang dan menyebar ke 25 negara.
Kematian pertama dilaporkan pada 11 Januari, tetapi jumlah korban tewas meningkat seribu kali lipat hanya dalam satu bulan atau mencapai 1.016 orang tewas.
Pemerintah China melakukan isolasi jutaan orang di sejumlah kota. Sementara puluhan negara di dunia juga melarang kedatangan oranng dari China dan maskapai penerbangan utama telah menangguhkan penerbangannjya.
Namun di Eropa, seorang pria warga negara Inggris terdeteksi telah menularkan virus kepada setidaknya 11 orang lainnya, meskipun orangn yang terinfeksi itu tidak pernah berkunjung ke China.
Kebanyakan kasus di luar negeri melibatkan orang-orang yang pernah berada di Wuhan, kota Cina tengah yang dikarantina tempat virus itu muncul akhir pada Desember 2019 lalu.
Bahkan media Inggris memberitakan, pria itu terinfeksi virus saat menghadiri konferensi di Singapura, kemudian menularkannya ke beberapa rekan senegaranya ketika sedang berlibur di Alpen Prancis, sebelum akhirnya didiagnosis kembali ke Inggris .
"Pendeteksian sejumlah kecil kasus ini bisa menjadi percikan api yang lebih besar," kata ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Senin.
Michael Ryan, kepala Program Kedaruratan Kesehatan WHO, mengatakan "terlalu dini" untuk menyebut konferensi Singapura sebagai "acara penyebaran virus".
Ketika jumlah kasus terinfeksi virus bertambah, pemerintah Inggris mengatakan, virus corona baru sebagai "ancaman serius dan siapapun yang terinfeksi wajib dikarantina, untuk melindungi kesehatan masyarakat.
Sementara itu, dua pejabat senior dari provinsi Hubei, yang menjadi pusat penyebaran virus telah dipecat pada akhir bulan lalu.(*/Ari)
Sumber Berita AFP