Korut Tuduh AS Dan Korsel Coba Bunuh Kim Jong Un
Jumat, 05 Mei 2017, 22:28 WIBBisnisnews.id - Korea Utara pada hari Jumat 5 Mei 2017 menuduh agen mata-mata AS dan Korea Selatan melakukan percobaan pembunuhan memakai senjata biokimia walau tidak berhasil, terhadap pemimpin Kim Jong Un.
Dalam sebuah pernyataan di media pemerintah, Kementerian Keamanan Negara Korea Utara mengatakan akan menemukan dan menghancurkan tanpa ampun para teroris di CIA dan badan intelijen Korea Selatan yang menargetkan pimpinan tertingginya.
Korea Utara sering mengecam Amerika Serikat dan Korea Selatan, namun tuduhannya kali ini cenderung tidak detil.
Kementerian tersebut mengatakan bahwa badan mata-mata tersebut pada bulan Juni 2014, secara ideologis telah merusak dan menyuap seorang warga Korea Utara yang bekerja di Rusia untuk melakukan pembunuhan terhadap Kim setelah kembali ke negaranya.
Dikatakan bahwa agen Korea Selatan memberi uang dan peralatan komunikasi satelit untuk warga Korea Utara tersebut guna menyerang Kim dalam sebuah acara publik dengan menggunakan senjata biokimia seperti zat radioaktif.
Kementerian mengatakan setelah serangkaian kontak dan pembayaran, agen tersebut mengatakan kepada warga Korea Utara bulan lalu bahwa substansi zat biokimia akan dipasok oleh CIA.
Pernyataan yang diberitakan oleh kantor berita resmi Korea Utara dan TV pemerintah, tidak menjelaskan bagaimana dugaan rencana tersebut diketahui atau memberikan nama lengkap dari tersangka warga Korea Utara. Hanya mengidentifikasinya dengan nama keluarganya, Kim, dan juga tidak menyebutkannya apakah ada orang turut ditahan.
Menurut konfirmasi yang AP coba lakukan, baik CIA menolak berkomentar, dan pejabat di Dinas Intelijen Nasional Korea Selatan tidak menjawab telepon berulang kali.
Dalam pernyataan tersebut hari Jumat tersebut, Kementerian tersebut mengatakan bahwa serangan anti-teroris ala Korea akan dimulai saat ini untuk menyingkirkan organisasi pengembangbiakan intelijen dan plot dari imperialis AS dan bonekanya, Korea Selatan.
Kementerian tersebut menuntut agar Amerika Serikat dan Korea Selatan meminta maaf dan mengeksekusi agen intelijen yang terlibat dalam rencana keji tersebut.
Pernyataan Korea Utara ini terjadi pada saat ketegangan di Semenanjung Korea karena kekhawatiran bahwa Korea Utara sedang mempersiapkan uji coba nuklir atau peluncuran rudal lainnya, termasuk kemungkinan uji coba rudal balistik antar benua. Pergerakan semacam itu akan menjadi tujuan Korea Utara untuk mengembangkan rudal bersenjata nuklir yang mampu mencapai daratan AS. (marloft)