Korut Tuduh AS Deklarasikan Perang
Selasa, 26 September 2017, 00:05 WIBBisnisnews.id - Menteri luar negeri Korea Utara menuduh Presiden AS Donald Trump pada Senin 25 September mendeklarasikan perang di negaranya dan memperingatkan bahwa Pyongyang akan mempertahankan diri dengan menembaki pembom AS.
"Trump mengklaim bahwa kepemimpinan kami tidak akan lama lagi," kata Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho. "Dia mengumumkan perang terhadap negara kita."
"Semua negara anggota dan seluruh dunia harus ingat dengan jelas bahwa Amerika Serikat yang pertama kali mengumumkan perang terhadap negara kita," kata Ri.
"Sejak Amerika Serikat mengumumkan perang terhadap negara kita, kita berhak mengambil tindakan balasan termasuk hak untuk menembak jatuh pembom strategis AS bahkan ketika mereka belum berada di dalam wilayah udara negara kita," katanya dikutip dari AFP..
"Pertanyaan tentang kepemimpinan siapa yang tidak lama lagi akan terjawab."
Dalam pidato pertamanya ke Majelis Umum PBB, Trump pekan lalu mengancam untuk menghancurkan secara total Korea Utara jika ia menantang Amerika atau sekutu-sekutunya dan mencemooh pemimpin Kim Jong-un sebagai manusia roket yang melakukan misi bunuh diri.
Ri mencatat bahwa pernyataan Trump jelas merupakan sebuah deklarasi perang, bahkan jika itu berasal dari presiden AS. Berdasarkan Konstitusi AS, Kongres adalah satu-satunya kekuatan yang bisa menyatakan perang.
Ri mengatakan bahwa masyarakat internasional telah berharap bahwa perang kata-kata antara DPRK dan Amerika Serikat tidak berubah menjadi tindakan nyata.
Krisis nuklir Korea Utara telah mendominasi pertemuan para pemimpin dunia tahun ini di Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang ditutup pada hari Senin 25 September, di tengah kekhawatiran bahwa retorika yang memanas tersebut dapat secara tidak sengaja memicu perang.
Korea Utara dalam beberapa pekan terakhir meledakkan bom nuklir keenam dan memiliki rudal antarbenua yang menurut mereka diperlukan untuk mempertahankan diri dari permusuhan dari Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.
Selama pidatonya ke Majelis Umum pada hari Sabtu 23 September, Ri melancarkan serangan pribadi terhadap Trump, menyebutnya sebagai orang gila dan megalomania.
Beberapa jam sebelum Ri pidato, pembom-pembom AS terbang di lepas pantai timur Korea Utara, penerbangan terjauh dari zona demiliterisasi bagi pesawat AS pada abad ini.
Pentagon mengatakan bahwa misinya mendemonstrasikan tekad AS dan sebuah pesan jelas bahwa presiden memiliki banyak pilihan militer untuk mengalahkan ancaman apapun.
Ancaman Trump untuk menghancurkan Korea Utara membuat roket kita mengunjungi seluruh daratan AS semakin tak terelakkan," kata Ri pada hari Sabtu 23 September.
Menanggapi pernyataan Ri, setelah Presiden Donald Trump men-tweet bahwa kepemimpinan Kim Jong Un tidak akan lama lagi, seorang pejabat senior pemerintah mengatakan Senin 25 September bahwa kebijakan AS bukanlah merujuk pada perubahan rezim
Perang retorika Korea Utara-AS meningkat minggu lalu. Kedua pemimpin tersebut saling bertukar ancaman dan penghinaan. (marloft)