Kuwait Coba Mediasi Krisis Qatar
Selasa, 06 Juni 2017, 18:44 WIB
Bisnisnews.id - Kuwait berusaha menengahi krisis Teluk di mana negara-negara Arab telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dan mengisolasi negara kaya energi itu dari dunia luar, kata menteri luar negeri Qatar pada hari Selasa 6 Juni 2017.
Krisis diplomatik terbesar di Teluk Persia sejak perang yang dipimpin A.S. pada tahun 1991 melawan Irak, membuat beberapa negara melawan Qatar, yang merupakan basis bagi sekitar 10 ribu tentara Amerika dan pangkalan militer AS. Airlines menunda penerbangan dan perbatasan darat semenanjung itu ditutup.
Dalam wawancara dengan jaringan berita satelit Doha Al-Jazeera, Menteri Luar Negeri Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani mengatakan bahwa penguasa Kuwait telah meminta emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani untuk menunda pidato mengenai krisis tersebut.
"Dia menerima telepon dari emir Kuwait yang memintanya untuk menunda agar memberi waktu menyelesaikan krisis," kata Sheikh Mohammed dikutip dari Associated Press.
Namun, menteri tersebut menolak dan mengatakan, "Mereka mencoba memaksakan kehendak ke Qatar atau campur tangan urusan dalam negerinya."
Kantor Berita Kuwait melaporkan penguasa Kuwait Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Sabah berbicara dengan emir Qatar Senin malam (5/6/2017) dan mendesaknya memberikan kesempatan pada upaya yang dapat mengurangi ketegangan. Seruan tersebut terjadi setelah seorang raja senior Saudi tiba di Kuwait dengan membawa pesan dari raja Saudi. Seorang diplomat Oman pergi ke Qatar pada hari Senin (5/6/2017).
Bahrain, Mesir, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mengumumkan pada hari Senin (5/6/2017) bahwa mereka memutuskan hubungan diplomatik. Pemerintah Yaman yang telah kehilangan modal dan sebagian besar negaranya yang dilanda perang, juga memotong hubungan dengan Qatar, seperti juga Maldives dan pemerintah Libya.
Langkah tersebut dilakukan hanya 2 minggu setelah Presiden AS Donald Trump mengunjungi Arab Saudi dan berjanji memperbaiki hubungan dengan Riyadh dan Kairo untuk memerangi terorisme dan Iran. Sekretaris Negara AS, Rex Tillerson mengatakan bahwa tindakan tersebut berakar pada perbedaan yang telah berlangsung lama dan mendesak para pihak untuk mengatasinya.
Badan sepak bola FIFA mengatakan bahwa mereka tetap melakukan kontak reguler dengan Qatar, yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
Arab Saudi mengatakan bahwa pihaknya memutus hubungan karena Qatar terhubung dengan berbagai kelompok teroris dan sektarian yang bertujuan untuk mengacaukan wilayah tersebut, termasuk Ikhwanul Muslimin, al-Qaida, kelompok ISIS dan militan yang didukung Iran di Provinsi Timur kerajaan tersebut. Kementerian Luar Negeri Mesir menuduh Qatar mengambil pendekatan antagonis terhadap Kairo dan mengatakan akan melakukan semua upaya untuk menghentikan Qatar mendukung kelompok teroris gagal.
Qatar telah lama menolak tuduhan pendanaan ekstremis, meskipun pejabat Barat menuduhnya mengizinkan atau bahkan mendorong pendanaan ekstremis Sunni seperti cabang al-Qaida di Suriah, yang dulu dikenal sebagai Front Nusra.
Negara-negara Teluk memerintahkan warganya keluar dari Qatar dan memberi warga Qatar waktu 14 hari untuk kembali ke negara asal mereka yang memiliki perbatasan darat dengan Arab Saudi. Negara-negara tersebut juga mengatakan akan mengusir diplomat Qatar.
Negara-negara itu juga mengatakan bahwa mereka berencana mengurangi lalu lintas udara dan laut. Jaringan berita satelit yang berbasis di Doha Al-Jazeera melaporkan truk pembawa makanan mulai berbaris di sisi perbatasan Saudi. Bursa Efek Qatar turun lebih dari 7 persen pada perdagangan Senin (5/6/2017).
Qatar Airways, salah satu maskapai penerbangan jarak jauh utama di kawasan ini, telah menghentikan semua penerbangan ke Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Bahrain sampai pemberitahuan lebih lanjut. Di situsnya, maskapai tersebut mengatakan bahwa penangguhan penerbangan tersebut akan mulai berlaku pada hari Selasa dan pelanggan ditawari pengembalian dana.
Rute antara Doha dan Dubai sangat populer di kalangan pelancong bisnis dan keduanya merupakan pusat transit utama bagi pelancong antara Asia dan Eropa. FlightRadar24, sebuah situs pelacak pesawat terbang mengatakan penerbangan Qatar Airways sudah mulai terpengaruh.
"Banyak penerbangan Qatar Airways ke Eropa dan Afrika Selatan melewati Arab Saudi," kata situs tersebut. "Penerbangan ke Eropa kemungkinan besar akan dialihkan melalui Iran dan Turki." (marloft)
BACA JUGA : Dampak Ekonomi Ancam Qatar : Penerbangan, Makanan, Sepak Bola