Langkah Berani Erdogan, Mengangkat Menantunya Sebagai Menteri Keuangan
Rabu, 11 Juli 2018, 09:52 WIBBisnisnews.id - Presiden Turki Tayyip Erdogan menunjukan taringnya di negara yang kini kemballi dipimpinnya. Rakyat Turki sangat percaya, semua janji kampanye akan direalisasikan dengan mengambil langkah srategis di pemerintahan sebagai bentuk reformasi.
Belakangan Erdogan mendapat sorotan, karena dalam penyusunan kabinet pada sistem presidensial baru yang sudah lama dia kampanyekan itu, menunjuk menantunya, Berat Albayrak sebagai Menteri Keuangan dan finansial
Bagi masyarakat Turki, lagka politik Erdogan bukan sesuatu yang harus dibesar-besarkan, asalkan, penunjukan itu dilakukan secara profesional.
Kementerian Keuangan dan Finansial menjadi sangat strategis bagi Erdogan dalam membangun negeri di pinggiran timur Eropa yang telah mempercayainya selama 15 tahun. Ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, sesuai janji kampanyenya dan begitu dirinya di sumpah sebagai Presiden di Ankara, langsung mengumumkan pengangkatan menteri Keuangan dan Finansial.
Kendati diakui banyak pihak, penunjukan Albayrak sebagai Menteri Keuangan dan Finansial para pelaku pasar di negeri itu tiarap dan pada hari yang sama, mata uang Lira terjun bebas.
Tapi diyakini itu tidak lama, keberanian Erdogan ini ada yang bilang terobosan untuk mengamankan program-program kerjanya, setelah dirinya disumpah sebagai Presiden. Erdogan kini secara resmi menjadi pemimpin Turki paling kuat sejak Mustafa Kemal Ataturk mendirikan republik ini dari reruntuhan kekaisaran Ottoman.
Di tangan Erdogan ini juga, Turki beubah total bukan saja perekonomiannya, tapi juga idealisme negara, dari negara republik sekuler berorientasi Barat peninggalan Ataturk dan mengembalikannya kepada nilai-nilai Islam serta mengangkat jutaan warga yang telah dipinggirkan oleh elit sekuler dari jurang kemiskinan.
"Kami meninggalkan sistem yang dalam masa lalu telah membuat negara kami harus membayar mahal karena menyebabkan kekacauan politik dan ekonomi," kata Erdogan dalam sebuah pidato pada Senin malam waktu setempat, dilansir dari Reuters.
Dalam sistem baru ini, posisi perdana menteri dihilangkan dan sang presiden bisa memilih sendiri kabinetnya, mengatur kerja kementerian dan bisa memecat pegawai sipil, tanpa persetujuan. (Syam S)