Maskapai Garuda Masih Terbebani Kerugian 114 Juta Dolar AS
Senin, 30 Juli 2018, 20:52 WIBBisnisnews.id - Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) masih menanggung kerugian 114 juta Dolar AS pada H1/2018. Kendati demikian manajemen mengklaim, nilai kerugian itu sudah berhasil dipangkas hingga 60 persen dibanding periode yang sama tahun 2017 yang mencatat 284 juta Dolar AS
Dalam laporannya perseroan juga mengklaim kinerja keuangan cenderung positif dan membaik, ditengah ketatnya persaingan dan merosotnya industri penerbangan dunia. Dirut Garuda Pahala N.Mansury, Senin (30/7/2018) memgatakan, penurunan angka kerugian itu dipengaruhi sejumlah faktor, salah satunya ialah memangkas peningkatan biaya operasi (operating expense) hingga hanya mencapai 0,3 persen.
Pahala melaporkan, perseroan juga telah membukukan pendapatan operasi (operating revenue) pada H1 (First Half) / 2018 sebesar USD 1.9 miliar dengan pertumbuhan sebesar 5.9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar USD 1.8 miliar.
Pertumbuhan kinerja operasional tersebut ditunjang oleh peningkatan jumlah penumpang, peningkatan angkutan kargo, peningkatan utilisasi pesawat serta efektifitas program efisiensi yang dilaksanakan dan juga peningkatan kinerja anak perusahaan dan pendapatan lainnya diluar layanan penerbangan.
Perseroan, ungkap Pahala berhasil mempertahankan pertumbuhan positif kinerja finansial dan operasionalnya di tengah tren penurunan kinerja operasional industri penerbangan global, meningkatnya harga fuel serta menguatnya mata uang USD terhadap mata uang lainnya.
Pahala mengaku optimis, dengan kinerja operasional dan performa keuangan perusahaan yang on track menunjukan perbaikan kinerja. Kedepannya kinerja perseroan akan terus tumbuh secara progresif.
"Kinerja operasional yang terus menunjukan pertumbuhan positif di H1/2018 tersebut juga semakin diperkuat dengan pengakuan global atas capaian Garuda Indonesia sebagai satu-satunya maskapai penerbangan dunia yang berhasil meraih predikat sebagai The World's Best Cabin Crew dari Skytrax selama 5 tahun berturut-turut.
Selain itu, Garuda Indonesia juga berhasil mempertahankan posisi dalam The World's Top 10 Airlines Skytrax dimana GarudaIndonesia berhasil menduduki peringkat ke-9 atau naik satu peringkat dibandingkan capaian tahun lalu.
“Menutup kinerja operasional di H1/2018 ini, Garuda Indonesia juga berhasil mencatatkan capaian tingkat ketepatan waktu (on time performance / OTP) pada periode peak season Lebaran 2018 sebesar 89.93 persen. Capaian OTP tersebut menjadikan Garuda Indonesia sebagai maskapai nasional dengan capaian terbaik selama periode peak season Lebaran 2018," tuturnya.
Pada H1/2018 ini Garuda Indonesia mencatatkan peningkatkan jumlah passenger carried sebesar 8.3 persen dengan angkutan penumpang sebanyak 18.7 juta penumpang.
Sementara itu, kargo yang diangkut jmeningkat sebesar 2.7 persen menjadi 225 ribu ton. OTP Garuda Indonesia sebagai mainbrand mencapai 89 persen atau meningkat dibandingkan catatan capaian OTP pada periode yang sama di tahun lalu sebesar 85.8 persen.
Hal tersebut turut diikuti juga oleh peningkatan aircraft utilization dari 9:26 jam menjadi 9:40 jam. (Syam S)