Maskapai Jangan Cuma Ngejar Target Pendapatan, Lupa Keselamatan
Jumat, 07 Desember 2018, 08:40 WIBBisnisnews.id - Tingkat pertumbuhan industri penerbangan Indonesia semakin pesat. Setiap harinya terdapat lebih dari 2 ribu pergerakan penerbangan.
Pergerakan pesawat dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, kata Dirjen Perhubungan Udara Polana B.Pramesti harus diikuti dengan tingkat keselamatan, keamanan maskapai dan bandaranya.
Jangan sampai ada maskapai, hanya karena mengejar target pendapatan, lupa terhadap faktor keselamatan, keamanan dan kenyamanan.
Selain itu, maskapai juga harus menyesuaikan dengan perkembangan teknologi kenavigasian. "Mutahirkan navigasinya, agar keselamatan benar-benar menjadi yang utama. Tidak ada tawar-menawar, wajib," tegas Dirjen Polana, saat menandatangani Safety Commitment dengan operator penerbangan, pengelola bandara dan Airnav Indonesia, Kamis malam (6/12/2018) disaksikan Menhub Budi Karya Sumadi sekaligus pembukaan Rakernis Ditjen Perhubungan Udara yang berlangsung 6-7 Desember
Setiap tahunnya jumlah pengguna moda transportasi udara selalu mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kementerian Perhubungan sebagai regulator penerbangan Indonesia akan mampu mengembangkan pelayanannya bagi pengoperasian penerbangan sipil di Indonesia.
Oleh karena itu, Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perhubungan Udara, selalu berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik, terutama dalam hal keselamatan dan keamanan penerbangan. "Yang terpenting adalah keselamatan, tidak ada toleransi dalam keselamatan, ini no go item, harus dipenuhi bila ingin berangkat!," tegasnya.
Safety Commitment itu dihadiri 70 operator penerbangan di Indonesia. Terdiri dari maskapai penerbangan, Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara, operator navigasi penerbangan, operator bandara dan maintenance. Adapun perwakilan operator yang melakukan penandatanganan safety commitment adalah Garuda Indonesia, Lion Air, AP 1 dan AP 2, Airfast, SAS, Airnav Indonesia, Batam Aero Teknik, GMF, JAS, UPBU Sebtani dan UPBU Tarakan.
"Melalui penandatanganan Safety Commitment, kami berharap untuk dapat meningkatkan kerja sama antara regulator dan industri penerbangan untuk meningkatkan safety, kita tidak bisa mengesampingkan safety. Meningkatkan safety adalah cara untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap dunia penerbangan nasional," ungkap Polana.
Menurut Polana, keselamatan dan keamanan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam industri penerbangan. "Kuncinya di sini adalah untuk mewujudkan kelaikan udara yang berkelanjutan”, tambahnya.
Kedepannya, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara akan melaksanakan Campaign Safety secara Below The Line atau tatap muka langsung kepada masyarakat selaku pengguna moda transportasi udara. Sebelumnya Dirjen Hubud telah melaksanakan Aviation Goes To School sebagai sarana pendidikan dunia penerbangan semenjak dini kepada siswa/i SMA se DKI Jakarta.
“Pelayanan dan fasilitas sebagai faktor penunjang akan senantiasa kami tingkatkan, agar para pengguna semakin terlayani dengan baik dan semakin meningkat pula antusias masyarakat memilih trasnportasi udara dalam menjalankan aktifitas”, imbuh Polana.
Menteri Perhubungan yang hadir untuk membuka secara resmi Rakernis Ditjen Hubud 2018, menyambut baik adanya penandatanganan Safety Commitment.
"Transportasi sebagai bagian yang sudah sangat terinternalisasi dalam kehidupan sosial masyarakat kita dan telah menjadi bagian dari rutinitas kehidupan kita sehari-hari. Oleh karena itu, keselamatan transportasi penerbangan juga menjadi isu penting dan menjadi perhatian kita bersama, baik dalam kehidupan sebagai sebuah bangsa maupun dalam skala global", ungkap Budi Karya.
Kaitannya dengan operasional penerbangan selama masa angkutan udara Natal dan Tahun Baru 2019, Menteri Perhubungan juga mengimbau maskapai penerbangan untuk tetap mengutamakan keselamatan.
Selain itu, Menhub juga meminta airlines tidak mematok tarif tiket pesawat hingga mendekati batas atas. (Syam S).