Melawan Insting, Akhirnya Trump Dukung Afghanistan
Selasa, 22 Agustus 2017, 09:40 WIBBisnisnews.id - Presiden Donald Trump mengatakan penarikan pasukan AS keluar dari Afghanistan akan membuat kekosongan, sehingga bisa diisi para teroris.
Dia mengatakan insting aslinya adalah menarik pasukan AS keluar, tapi sekarang dia ingin menghindari kesalahan yang dibuat di Irak.
Dia mengatakan bahwa dia ingin beralih dari pendekatan berbasis waktu di Afghanistan menjadi berdasarkan kondisi di lapangan dan mengatakan bahwa dia tidak akan menetapkan tenggat waktu.
"Amerika akan bekerja sama dengan pemerintah Afghanistan, asal kita melihat komitmen dan kemajuan," katanya.
Dia juga memperingatkan Pakistan bahwa AS tidak akan lagi mentolerir negara yang menawarkan perlindungan kepada ekstremis.
Trump menolak untuk penarikan pasukan tambahan, sebab jika ada, akan ditempatkan. Awalnya diperkirakan 4.000 lainnya akan dikirim ke Afghanistan, jumlah yang diminta Jenderal John Nicholson, komandan militer AS.
Mengkritik pemerintahan sebelumnya, dia berkata, "Kami tidak akan membicarakan jumlah pasukan atau rencana kami."
Namun Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengindikasikan adanya peningkatan pasukan, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa beberapa sekutu AS juga telah berkomitmen untuk meningkatkan jumlah pasukan mereka.
Pidato Trump telah menjelaskan bahwa dia mengharapkan sekutu-sekutunya untuk mendukungnya dalam strategi barunya, mengatakan bahwa dia ingin pemerintah sekutu untuk meningkatkan kontribusi mereka sendiri sesuai dengan keinginan AS.
Operasi tempur AS melawan Taliban secara resmi berakhir pada 2014, namun pasukan khusus terus memberikan dukungan kepada pasukan Afghanistan.
Jumlah pasukan AS saat ini di Afghanistan sekitar 8.400.
Pemerintah Afghanistan terus memerangi kelompok-kelompok pemberontak dan hanya menguasai setengah dari negara tersebut.
Trump sebelumnya telah mendukung penarikan pasukan keluar dari konflik, yang dimulai di bawah Presiden George W Bush pada tahun 2001 setelah serangan 9/11.
"Saya mengambil alih kekacauan, dan kami akan membuatnya jauh lebih tidak berantakan," kata Trump saat ditanya tentang Afghanistan awal bulan ini.
"Kami tidak menang," katanya kepada penasihat dalam sebuah pertemuan di bulan Juli.
Sekretaris pertahanannya berpendapat bahwa kehadiran militer AS diperlukan untuk melawan ancaman dari militan Islam.
Menteri Pertahanan Jim Mattis mengunjungi Afghanistan akhir pekan lalu, mengatakan bahwa dia puas dengan strategi baru pemerintah tersebut.
Mantan penasihat strategis Gedung Putih Steve Bannon telah meminta penarikan semua pasukan AS, dengan alasan perang tidak dapat dimaafkan.
Tapi dia dipecat oleh presiden pada hari Jumat. (18/8/2017)