Mencermati Kinerja Maskapai Bertarif " MURAH ... ? "
Senin, 24 Juni 2019, 13:07 WIBBisnisnews.id - Sore ini (Senin 24/6/2019) AirAsia Indonesia (IAA) melakukan public ekspose, memaparkan kinerja perseroan selama kuartal 1 (jan-maret) 2019.
Patut ditunggu, apa hasil kinerja mereka, terutama soal keuntungan apa kerugian yang didapat.
Airasia selama ini dijadikan contoh berbagai pihak tentang tarif-nya yang bisa murah. Namun banyak yang tidak mencermati bagaimana kinerja operasionalnya.
Market share IAA memang cuma sekitar dua persen di penerbangan domestik. Namun ditengah kondisi maskapai yang menjerit, dari public expose IAA ini bisa memperkuat jeritan maskapai, atau justeru menjadi anomali dan patut dicontoh kinerjanya.
Jika kerugian yang didapat, patut dipertanyakan kebijakan tarif murah yang selalu dikampanyekan. Walaupun biasanya pada kuartal 1 itu masa sepi penumpang, namun dari kuartal 1 itu bisa menjadi gambaran kinerja maskapai sepanjang tahun.
Apalagi selama empat tahun Indonesia Airasia belum pernah mendapat keuntungan. Tahun 2018 lalu kerugiannya bahkan hampir Rp. 1 triliun.
Jika ini yang terjadi, menjadi warning bagi Pemerintah sebagai pembina penerbangan nasional untuk membuat kebijakan yang bisa membuat maskapai bertahan hidup dan bahkan tumbuh dan berkembang. Jika terlambat, niscaya maskapai akan berguguran atau tetap mencanangkan tarif tinggi dan merugikan masyarakat.
Di sisi lain, jika kinerja IAA membaik, maka ini bisa menjadi contoh bagi maskapai lain, bahwa ternyata ada maskapai berjadwal yang bisa menjual tiket murah dan tetap baik kinerja keuangannya.
Jika demikian, IAA bisa menjadi contoh buat maskapai lain dan dijadikan role model dari Pemerintah untuk membuat kebijakan terkait bisnis penerbangan.
Jadi patut kita tunggu public expose IAA terutama kinerja perusahaan selama kuartal 1 tahun 2019. (*)
*)Penulis adalah wartawan senior , pemerhati dan penggiat transportasi udara