Menneg BUMN Resmikan Pengoperasian Musium BTN
Minggu, 11 Februari 2018, 13:28 WIB
Bisnisnews.id - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Menneg BUMN) meresmikan pengoperasian Bank Tabungan Negara (BTN), Minggu (11/2/2018) di Jakarta, menyusul rampungnya revitalisasi musim yang berada di Gedung Postpaarbank.
Musium yang menyimpan beragam dikumen dan ornamen bernilai sejarah itu merupakan memorial perjalanan bank pelat merah itu selama sejak awal bediri hingga saat ini dan dimasa yang akan datang.
Peresmian yang ditandai pengguntingan pita oleh Menneg BUMN Rini M. Soerano didampingi Dirut BTN Maryono, Komisaris Utama Bank BTN I Wayan gus Martayasa merupakan bagian dari upaya perseroan mengabadikan tabir perjalanan bank tersebut kepada masyarakat secara utuh.
Museum yang menempati Gedung Postpaarbank tersebut menjadi bukti perjalanan bisnis sekaligus sejarah Bank BTN sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda.
Musim yang menjadi catatan sejarah itu, merupakan bagian dari kegiatan HUT BTN ke 68 yang 9 Februari 2018. Nampak hadir dalam kegiatan seremonial tersebut, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri.
Awal Berdiri
Bank BTN yang merambah kegiatan bisnis itu berdiri sejak jaman kolonial Belanda. Embrio-nya berasal dari Postpaakbank, berubah menjadi Tyokin Kyoku pada masa penjajahan Jepang. Ketika Indonesia meredeka 1945, diambil alih oleh Republik Indonesia dan berubah namanya menjadi Kantor Tabungan Pos.
Barulah pada tahun 1968, bank yang kantor puatnya sekarang ini bertengger di kawasan Harmoni Jakarta Pusat itu, berubah namanya menjai Bank Tabungan Negara (BTN) seiring ditetapkannya UU No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968.
Dalam catatan sejarah, pada tahun 1939 telah memiliki empat cabang. yakni, Jakarta, Medan, Surabaya dan Makasar.
Pada tahun 1940 kegiatanya terganggu, akibat penyerbuan tentra Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan besar - besaran dalam waktu yang relatif singkat (rush). Namun demikian keadaan keuangan Postspaakbank pulih kembali pada tahun 1941.
Pada tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada pemerintah Jepang. Negara Matahari itu langsung membekukan kegiatan Postspaakbank dan mendirikan Tyokin Kyoku, sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat melalui tabungan.
Usaha pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan dengan paksaan. Bank tersebut hanya mendirikan satu cabang yaitu cabang Yogyakarta.
Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 telah memberikan inspirasi kepada Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambil alihan T Darmosoetantoy danokin Kyoku dari pemerintah Jepang ke RI dan terjadilah penggantian nama menjadi Kantor Tabungan Pos dan Darmosoetanto ditetapkan oleh pemerintah RI menjadi Direktur Utama. (Hedi Suryono/Syam )