Militer Zimbabwe Kudeta Pemerintahan Presiden Mugabe
Rabu, 15 November 2017, 18:44 WIBBisnisnews.id - Pemerintahan Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe gaduh. Suhu politik di negeri itu memanas dalam dua pekan terakhir ini. Bahkan militer klaim telah mengambil alih pemerintahan dari presiden berusia 92 tahun itu.
Sejumlah lokasi strategis di negeri itu telah dikuasai militer. Sejumkah sudut di ibu kota dikuasai militer dengan kendaraan lapis baja memblokir jalan ke kantor pemerintah utama, parlemen dan pengadilan di Harare tengah, Zimbabwe.
Bahkan diinformasikan militer, telah menahan sejumlah pejabat negara yang dinilai telah memperburuk perekonomian dan politik Zimbabwe. Diantaraya Menteri Keuangan Ignatius Chombo.
Combo adalah menteri paling berpengaruh dan berkuasa di negeri itu yang berasal dari faksi 'G40' partai ZANU-PF yang berkuasa. Partai yang dipimpin Grace, istri Mugabe, punya misi untuk menggantikan Mugabe.
Kendati demikian, pihak militer menjamin, seluruh keluarga Robert Mugabe aman dan terkendali. Militer menegaskan, pengambilalihan kekuasaan dari Presiden Robert Mugabe dilakukan secara kondusif dan tidak menimbulkan pertumpaan darah.
Versi militer Zimbabwe beraksi pengambilalihan ini (kudeta) bukan untuk menyakiti rakyat atau Presiden Robert Mugabe dan keluarganya tapi lebih diarahkan kepada para penjahat yang selama ini berlindung dibalik kekuasaan Robert Mugabe.
Para penjahat kerah putih, telah merongrong pemerintahan. Melakukan korupsi, sehingga menimbulkan penderitaan panjang rakyar Zimbabwe dan membuat ekonomi negara terpuruk.
Mayor Jenderal M Moyo, Kepala Logistik, dalam keterangannya yangn disiarkan televisi nasional pada Rabu (15/11/2017) menegaskan, militer berjanji tidak segera mengembalikan keamanan. Stablitas negara dijamin aman dan damai.
"Kami hanya menargetkan penjahat di sekitarnya (Mugabe) yang melakukan kejahatan dan menyebabkan penderitaan sosial dan ekonomi di negara ini. Kami akan membawa mereka ke pengadilan," kata Mayor Jenderal M Moyo.
Kata Moyo, setelah misi militer selesi, maka stuasi kembali normal. "Begitu kita menyelesaikan misi kita, kita berharap situasinya akan kembali normal," kata Moyo sebagaimana dilansir Reuters pada Rabu. (Syam S)