Miskin Dan Pengangguran Sebabkan Kerusuhan Di Tunisia
Kamis, 11 Januari 2018, 21:39 WIBBisnisnews.id - Malam ketiga kerusuhan telah mengguncang Tunisia dimana pihak berwenang mengatakan pada hari Kamis 11 Januari bahwa lebih dari 600 orang telah ditangkap minggu ini karena kemarahan masyarakat pada langkah-langkah penghematan pemerintah.
Pemerintah Tunisia dianggap telah gagal menyelesaikan masalah kemiskinan dan pengangguran.
Polisi menahan 328 orang pada hari Rabu (10/1) karena pencurian, penjarahan, pembakaran dan pemblokiran jalan, kementerian dalam negeri mengatakan, setelah sebelumnya menangkap lebih dari 280 orang selama dua hari.
Kerusuhan terbaru membuat kantor polisi provinsi dibakar, bom molotov dilemparkan ke polisi dan tembakan gas air mata, namun juru bicara kementerian Khalifa Chibani mengatakan bahwa kerusuhan ini tidak separah daripada di hari-hari sebelumnya.
Dua puluh satu anggota pasukan keamanan terluka, kata Chibani. Tidak ada korban di antara para pemrotes.
Tunisia sering dipandang memiliki transisi yang relatif mulus sejak pemberontakan tahun 2011 yang menggulingkan diktator lama Zine El Abidine Ben Ali.
Namun orang-orang Tunisia telah menyatakan frustrasinya sejak awal tahun ini karena langkah-langkah penghematan yang malah meningkatkan harga dalam ekonomi sulit.
Negara Afrika Utara ini memperkenalkan kenaikan pajak pertambahan nilai dan kontribusi sosial sebagai bagian dari anggaran barunya.
Dari pemberitaan AFP, ilmuwan politik Olfa Lamloum menyebut kaum muda kecewa dengan revolusi, terutama karena mahalnya biaya hidup.
Lamloum menunjuk ketidaksetaraan sosial yang lewat meningkatnya kemiskinan, pengangguran dan buta huruf terutama di kalangan kaum muda. (Marloft)