MPR: Langkah Pemeritah Sangat Tepat, Bantu Selesaikan Krisis Kemanusiaan di Myanmar
Senin, 04 September 2017, 13:20 WIBBisnisnews.id-Ketua MPR, Zulkifli Hasan mengatakan, ketika satu orang utan dan harimau mati, dunia geger dan semua teriak. Sekarang ribuan orang etnis Rohingnya meninggal dunia dan menghadapi aksi kekerasan apakah semua harus diam.
"Saya pernah menjadi menteri kehutanan, satu orangutan dan harimau mati, dunia geger. Lalu apa yang terjadi terhadap etnis Rohingya adalah ribuan orang meninggal akibat krisis kemanusiaan," kata Zulkifli, Senin (4/9/2017) di Jakarta.
Karena itu, dirinya dan seluruh anggota MPR mendukung penuh langkah pemerintah dalam menyelesaikan tindakan kekerasan dan pegusiran etnis Rohingya, di Rakhine State, Myanmar. Namun ditegaskan, ini tidak ada kaitannya degan msalah agama.
Kata Zulkifli, Umat Budha dan Hindu di Indonesia juga megutuk keras aksi kekerasan yang menimpa etnis Rohingnya. Kendati demikian di berharap camour tangan pemerintah Indonesia dlam menyelesaikan krisis tersebut dapat segera selesai.
Sikap Presiden RI Joko Widodo, kata Zulkifli, adalah tindakan tepat dalam menyelesaikan beragam masalah kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingnya secara nyata. MPR, ungkapnya mendukung penuh, terlebih dengan berkunjungnya Melu RI Retno Marsudi menemui sejumlah pemimpin Myanmar yang berpengaruh.
Menurut dia, langkah pemerintah Indonesia dalam mengupayakan perdamaian di Myanmar itu sudah dilakukan sehingga tinggal menunggu respon dunia internasional. Ini merupakan langkah strategs Indonesia dalam menggalang dukungan dunia, di antaranya PBB, ASEAN, dan Organisasi Kerja Sama Islam, untuk menekan Myanmar menghentikan krisis kemanusiaan.
Marsudi dijadwalkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Myanmar merangkap Konselor Myanmar, Aung San Suu Kyi, yang juga pemimpin Partai Liga Demokrasi Nasional, partai mayoritas parlemen Myanmar pada Senin (4/9) di Myanmar.
Myanmar yang dulu bernama Birma atau Burma dalam lafal bahasa Inggris mendapat kemerdekaannya dari Inggris pada 4 Januari 1948. Pemimpin pertamanya adalah Jenderal Aung San yang adalah ayah kandung Aung San Suu Kyi.
Secara bentuk pemerintahan, Myanmar yang juga anggota ASEAN, adalah negara republik persatuan konstitusional parlementer dengan presiden sebagai pemimpin puncak pemerintahan.
Secara etnik, etnik Bamar mendominasi populasi negara itu (68 persen), diikuti etnik Shan (sembilan persen), etnik Karen (tujuh persen), etnik Rakhine (empat persen), etnik Mon (dua persen), dan etnik-etnik lain.
Secara agama yang dianut, negara itu didominasi penganut agama Budha Theravada (87,9 persen), Kristen (6,2 persen), Islam (4,3 persen), dan agama-agama lain. Myanmar juga terkenal dengan emas dan batu giok-nya yang berkualitas sangat prima. (Adhditio)