New Zealand Tawarkan Solusi Kasih Untuk Pengungsi Kamp PNG
Jumat, 03 November 2017, 15:37 WIBBisnisnews.id - Pengungsi yang dibarikade di dalam sebuah kamp tahanan Australia yang tertutup di Papua Nugini menjadi putus asa dan tertekan, para tahanan mengatakan pada hari Jumat 3 November, saat Selandia Baru memperbarui tawaran untuk memukimkan beberapa dari mereka.
Kamp terpencil di Pulau Manus milik PNG, salah satu dari dua pusat penahanan bagi pencari suaka yang mencoba mencapai Australia dengan kapal, diproklamirkan ditutup pada hari Selasa 31 Oktober setelah Mahkamah Agung memutuskan bahwa hal itu tidak konstitusional.
Australia mematikan air dan listrik ke kamp tersebut, namun sekitar 600 orang masih berada di dalam, takut akan keselamatan mereka jika mereka pindah ke pusat transisi dimana penduduk setempat dilaporkan bermusuhan.
"Suasana hati saat ini adalah benar-benar putus asa dan depresi," pengungsi Sudan Abdul Aziz Adam mengatakan kepada AFP.
"Kami mencoba untuk saling membantu hanya untuk tetap hidup," kata pria itu.
Saat memasuki hari keempat, pemerintah Selandia Baru memperbarui tawaran untuk mengambil 150 pengungsi namun tidak pernah ditindaklanjuti oleh Australia.
"Kami ingin bekerja sama dengan Australia untuk membantu menemukan solusi yang penuh kasih," kata Menteri Imigrasi, Iain Lees-Galloway kepada Radio New Zealand.
"Kami mendapat tawaran 150 orang dan kami sangat berharap Australia mengambilnya," katanya.
Behrouz Boochani dari Iran, mengatakan kepada AFP, Jumat 3 November bahwa para tahanan memandang Selandia Baru sebagai kesempatan besar untuk membawa mereka keluar dari penjara neraka.
"Kami meminta PM Selandia Baru untuk melakukan negosiasi serius dengan pemerintah Australia dan jika Australia menolaknya lagi, untuk mencoba melakukan kesepakatan dengan PNG."
Boochani menambahkan bahwa para tahanan mengumpulkan air di tempat sampah setelah hujan pada hari sebelumnya, dan air mendidih dikumpulkan di dalam lubang yang telah mereka gali untuk diminum.
"Banyak orang tidak bisa tidur karena lapar dan takut," katanya. (marloft)