Nobel Perdamaian 2017 Jatuh Kepada Kelompok Kampanye Anti Nuklir
Jumat, 06 Oktober 2017, 17:51 WIBBisnisnews.id - Hadiah Nobel Perdamaian 2017 diberikan hari Jumat 6 Oktober ke Kampanye Internasional Penghapusan Senjata Nuklir (ICAN), sebuah organisasi yang berusaha menghilangkan senjata atom melalui larangan berbasis perjanjian internasional.
ICAN yang berbasis di Jenewa memenangkan hadiah 1,1 juta dolar karena telah menjadi pendorong bagi negara-negara dunia untuk bekerja sama dalam usaha menstigmatisasi, melarang dan melenyapkan senjata nuklir," Ketua Komite Nobel Norwegia Berit Reiss- Andersen mengatakan dalam pengumuman tersebut.
Kemenangan tersebut mengirimkan pesan ke semua negara yang memiliki senjata nuklir dan yang terus bergantung pada senjata nuklir untuk keamanan, bahwa ini adalah perilaku yang tidak dapat diterima.
"Kami tidak akan mendukungnya, kami tidak dapat mengancam pembantaian ribuan warga sipil secara sembarangan demi keamanan. Itu bukan cara Anda membangun keamanan, "direktur eksekutif ICAN Beatrice Fihn mengatakan di Jenewa.
"Kami mencoba mengirim sinyal kuat ke semua negara dengan senjata nuklir : Korea Utara, AS, Rusia, China, Prancis, Inggris, Israel, semuanya, India, Pakistan, bahwa tidak dapat diterima karena bisa mengancam warga sipil, "katanya.
Hadiah tersebut datang di tengah ketegangan mengenai perkembangan senjata nuklir Korea Utara dan kritik kuat Presiden Donald Trump untuk mengekang program nuklir Iran.
Ketua Komite Nobel Norwegia Berit Reiss- Andersen mengatakan bahwa melalui dukungan inspiratif dan inovatifnya untuk negosiasi PBB mengenai perjanjian larangan senjata nuklir, ICAN telah memainkan peran utama dalam mewujudkan kongres perdamaian internasional."
Dilansir dari AP, ditanya apakah hadiah tersebut pada dasarnya bersifat simbolis, mengingat tidak ada tindakan internasional terhadap senjata nuklir, Reiss-Andersen mengatakan "Tidak akan ada dampak kalau bersikap pasif." (marloft)