NPCT.1 Pemicu Persaingan Tidak Sehat Anak Usaha Pelindo II
Minggu, 05 Juni 2016, 21:48 WIB
BisnisNews.Id – Rencana pengoperasian Terminal Petikemas New Port
Container Terminal 1 (NPCT.1), pada27 Juli 2016 mendatang bakal memicu
pertarungan yang kurang sehat sesama anak perusahaan PT Pelindo II/IPC,
yakni TPK Koja, PTP, MALL dan JICT.
Informasi yang berkembang, sejumlah perusahaan pelayaran yang sudah
menjadi pelanggan JICT maupun TPK-Koja ditawari untuk masuk ke terminal
di Kalibaru tersbenut. "Kalau hanya memindahkan pelanggan yang ada sih,
gampang aja, tapi pasti ada korban,"kata Widijanto, Ketua DPW ALFI DKI
Jakarta.
Banyak pihak kini mempertanyakan Mitsui selaku operator NPCT-1, yang
semula dijanjikan bakal menarik pasar baru dari luar. Tergusurnya
terminal yang selama ini beroperasi tidak akan bisa dhindari, karena
dari kapasitas 7 juta TEUs, yang ada sekarang ini hanya 4 Juta TEUs.
” Kalau hanya memperebutkan pasar sudah ada sekarang sekitar 4 juta TEUS
(petikemas ocean going) yang selama ini ditangani Terminal Petikemas
JICT, TPK Koja, MAL /PTP dampaknya akan ada terminal yang jadi korban
karena pasarnya tergerus,” kata Widijanto seraya mengingatkan kalau ada
terminal eksisting kolep tentu akan muncul cost sosial.
Widijanto mengatakan kita analisa secara sederhana saja. Pasar petikemas
ocean going di Pelabuhan Tanjung Priok posisi sekarang ini hanya
sekitar 4 juta TEUS .
Sementara kapasitas terminal petikemas ocean going dengan adanya NPCT.1
mencapai 7 juta TEUS. Rinciannya Koja sekitar 1 juta, JICT 3 juta ,
NPCT.1 sekitar 2,5 juta plus MAL/PTP.
Tanpa adanya tambahan pasar yang baru berarti terminnal petikemas di
bawah Pelindo II tersebut akan bersaing memperebutkan pasar sekitar 4
juta TEUS tadi.
” Kita khawatir akan ada terminnal yang tutup. Dampaknya tentu keresahan
sosial yang harus ditanggung oleh Pelindo II. Kalau Hutchison yang
punya saham di Koja dan JICT tinggal angkat koper.”
Padahal ide dasar membangun NPCT.1 untuk menyaingi PSA Singapura atau
Tanjung Pelepas, Malaysia. Bukan untuk membunuh terminal yang selama ini
sudah menghidupkan Pelabuhan Tanjung Priok, kata Widijanto.
Widijanto mengatakan Pembangunan NPCT.1 tidak salah, tapi sebaiknya
harus diikuti dengan strategi pasar untuk memasukkan pasar yang baru.