Oposisi Kenya Tolak Pemilihan Pura-Pura
Rabu, 01 November 2017, 01:04 WIBBisnisnews.id - Pemimpin oposisi Kenya, Raila Odinga pada hari Selasa 31 Oktober menolak hasil pemilihan "pura-pura" pekan lalu dan berjanji untuk melawan setelah jajak pendapat yang dilontarkan membuat Presiden Uhuru Kenyatta menang telak.
"Pemilu ini tidak sah. Jika disahkan, ini akan membuat olok-olok pemilihan secara menyeluruh," katanya dalam sambutan pertamanya pada pemilihan ulang presiden hari Kamis dimana pendukungnya diboikot secara massal.
"Tanpa perubahan, pemilihan akan menjadi ritual penobatan," Odinga mengingatkan.
Pemungutan suara memenangkan Kenyatta dengan 98 persen suara, merupakan klimaks yang kacau dalam dua bulan drama politik dan keputusasaan yang dipicu oleh penggulingan atas sebuah jajak pendapat Agustus awal karena penyimpangan yang meluas.
Tapi Odinga tidak mengatakan apakah dia akan sekali lagi mengajukan petisi agar pemungutan suara dibatalkan, seperti yang dilakukannya pada bulan Agustus.
Dia menginisiasi sebuah kampanye protes tanpa kekerasan dan ketidaktaatan yang akan memastikan pemerintah jadi tidak damai bila tidak ada perubahan.
Hal tersebut kemungkinan akan memperpanjang ketidakpastian politik yang telah melumpuhkan negara ini sejak 1 September.
Meskipun ia sukses membuang hasil pemilihan Agustus, Odinga menarik diri dari pemilihan kembali dua minggu sebelumnya, dengan alasan kekhawatiran bahwa pemungutan suara baru tidak akan bebas dan tidak adil.
Pekan lalu, pemimpin berusia 72 tahun tersebut berjanji untuk mengubah koalisi National Super Alliance (NASA) menjadi gerakan perlawanan yang akan menjadi ujung tombak pembangkangan sipil.
Pada hari Selasa 31 Oktober, dia menyusun rencana program tindakan politik kuat termasuk boikot ekonomi, prosesi damai, dan demonstrasi sah lainnya.
"Jika tidak ada keadilan bagi masyarakat, biar tidak ada kedamaian bagi pemerintah," katanya dikutip dari AFP. (marloft)