Pakistan Bebaskan Dalang Serangan Mumbai
Rabu, 22 November 2017, 22:39 WIBBisnisnews.id - Pengadilan Pakistan pada hari Rabu 22 November memerintahkan pembebasan salah satu dalang dugaan serangan Mumbai 2008 yang menewaskan lebih dari 160 orang, setelah berbulan-bulan AS menekan Islamabad atas dugaan dukungannya terhadap militan.
Ulama Hafiz Saeed mengepalai kelompok teroris Jamaat-ud-Dawa (JuD) yang terdaftar di PBB dan memiliki hadiah 10 juta dolar untuk kepalanya, akan dibebaskan besok 23 November setelah kurang dari satu tahun ditahan menyusul keputusan dari Pengadilan Lahore High, kata seorang pejabat JuD dikutip dari AFP.
"Dewan peninjau yang menyelidiki kasus ini telah menolak untuk memperpanjang penangkapan karena pemerintah gagal memberikan bukti apapun terhadap dakwaan tersebut," juru bicara partai tersebut, Ahmed Nadeen mengatakan.
Kengerian pembantaian Mumbai terjadi di televisi langsung di seluruh dunia saat pasukan komando memerangi orang-orang bersenjata yang tiba di laut pada petang tanggal 26 November 2008.
Butuh tiga hari bagi pemerintah untuk mendapatkan kembali kendali penuh atas kota tersebut.
JuD yang telah beroperasi secara bebas di Pakistan dan populer karena pekerjaan amal, dianggap oleh AS dan India untuk menjadi front bagi Lashkar-e-Taiba (LeT), kelompok militan tersebut disalahkan atas serangan terhadap India.
New Delhi telah lama mendidih atas kegagalan Pakistan untuk menyerahkan atau menuntut orang-orang yang dituduh merencanakan serangan tersebut, sementara Islamabad telah menuduh bahwa India gagal memberikan bukti penting.
India juga mengatakan ada bukti bahwa agen resmi di Pakistan terlibat dalam merencanakan serangan tersebut. Tuduhan yang dibantah Islamabad.
Saeed mengatakan kemudian dalam pesan video bahwa dia ditahan karena hubungannya dengan Kashmir.
"Ini karena Kashmir jadi India mengejar saya, tapi semua usahanya sia-sia dan Allah membebaskan saya," katanya dalam video yang dikeluarkan oleh tim media partainya.
"Ini adalah kemenangan bagi Pakistan dan kemauan Tuhan bahwa Kashmir juga akan dibebaskan karena saya memerangi kasus Kashmir," tambah Saeed.
India menyalahkan Pakistan karena mengirim kelompok militan, termasuk LeT, untuk menimbulkan kerusuhan di wilayah Kashmir yang dikuasai New Delhi.
Presiden AS Donald Trump pada bulan Agustus menuduh Pakistan menyembunyikan agen kekacauan, dan Sekretaris Negara Rex Tillerson mengatakan bulan lalu bahwa Washington telah mengajukan permintaan sangat spesifik kepada Pakistan atas militansi.
Setelah periode tahanan rumah yang singkat di tahun 2008, Saeed secara teratur menyampaikan pidato anti-India yang berapi-api.
Dia ditempatkan di bawah tahanan rumah sekali lagi pada bulan Januari tahun ini setelah bertahun-tahun mendapat tekanan dari luar negeri, mendorong demonstrasi di beberapa kota di Pakistan. (marloft)