Palestina Berhenti Akui Israel
Selasa, 16 Januari 2018, 10:06 WIBBisnisnisnews.id - Para pemimpin Palestina pada hari Senin 15 Januari menyerukan agar berhenti mengakui Israel, saat mereka bertemu untuk menanggapi pernyataan Presiden AS Donald Trump tentang Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Sementara Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menarik pengakuannya atas Israel dapat memicu reaksi balik internasional, masih tidak jelas apakah suara tersebut mengikat.
Pada tahun 2015, Dewan Pusat Palestina (PCC) pernah memilih untuk menangguhkan koordinasi keamanan dengan Israel namun tidak pernah dilaksanakan. Tapi hasil tersebut kembali ditegaskan pada hari Senin.
Namun, bahkan jika langkah tersebut tidak berlanjut, hasil pemungutan suara merupakan ungkapan kemarahan Palestina atas deklarasi Yerusalem oleh Trump.
Pada hari Minggu (14/1) presiden Palestina Mahmud Abbas yang membuka pertemuan tersebut menyebut upaya perdamaian Trump sebagai tamparan abad ini.
Pemungutan suara tersebut memerintahkan Organisasi Pembebasan Palestina untuk menangguhkan pengakuannya terhadap Israel sampai mereka mengakui keadaan Palestina, membatalkan aneksasi Yerusalem timur dan menghentikan aktivitas penyelesaian, sebuah pernyataan mengatakan.
PLO dianggap sebagai perwakilan resmi orang-orang Palestina secara internasional dan telah meresmikan pengakuannya terhadap Israel pada tahun 1993.
Dalam sebuah pernyataan, delegasi PLO juga mendukung Abbas bahwa kesepakatan damai Oslo pada awal 1990an yang merupakan dasar hubungan Palestina dengan Israel, telah selesai. (marloft)