Palestina Serukan Hari Kemarahan
Jumat, 08 Desember 2017, 18:12 WIBBisnisnews.id - Warga Palestina menyerukan "hari kemarahan" pada hari Jumat 8 Desember dan polisi Israel ditempatkan dalam jumlah besar karena deklarasi Presiden AS Donald Trump tentang Yerusalem sebagai ibukota Israel mengirim gelombang kejutan ke seluruh wilayah pada hari kedua.
Kejatuhan diplomatik juga berlanjut, dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas mungkin menolak bertemu dengan Wakil Presiden AS Mike Pence dalam kunjungannya ke wilayah tersebut akhir bulan ini.
Dewan Keamanan PBB akan bertemu nanti dalam sesi darurat membahas langkah Trump, yang telah mendekati kecaman universal, termasuk dari Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres.
Apakah kerusuhan akan menyebar baik di wilayah Palestina maupun di tempat lain di kawasan ini diawasi ketat.
Gerakan Hamas Palestina yang bergerak di Jalur Gaza, menyerukan "hari kemarahan" setelah pemimpinnya Ismail Haniya mengatakan sebuah intifada, atau pemberontakan baru, harus diluncurkan atas deklarasi Trump.
Protes direncanakan setelah sholat pada tengah hari setelah serangkaian demonstrasi dan bentrokan dengan intensitas rendah dan sporadis terjadi di Tepi Barat dan Jalur Gaza pada hari Kamis 7 Desember.
Sekitar 22 warga Palestina terluka akibat peluru karet atau kebakaran pada hari Kamis.
Beberapa ratus polisi tambahan dikerahkan di dan sekitar Kota Tua kuno Yerusalem timur, lokasi kompleks masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga dalam Islam dan di mana ribuan orang biasanya menghadiri sholat.
Militer Israel juga telah mengerahkan ratusan bala bantuan ke Tepi Barat di tengah ketidakpastian mengenai dampak tersebut. (marloft)