Pelabuhan Bitung Dorong Percepat Ekspor-Impor
Senin, 08 Juli 2019, 16:21 WIBBisnisnews.id -- Pemerintah komit membangun Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara guna mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (Bitung). Selain itu juga mengakodasikan koditas ekspors-impor dari Indonesia timur lainnya.
Pengembangan Pelabuhan Bitung, Sulut menjadi komitmen Pemerintahan Jokowi untuk memaksimalkan ekspor dan impor barang di Sulawesi Utara dan Indonesia timur lainnya.
"Sebenarnya, banyak yang ingin masuk ke sini, ini ujung yang dekat dengan Filipina, dekat dengan Asia bagian Timur. Ini ada kekuatan yang bisa dipakai di sini, baik untuk mengekspor maupun mengimpor barang-barang tertentu," ujar Presiden Jokowi di Manado kemarin.
Keberadaan Pelabuhan Bitung juga akan mendukung kegiatan industri kawasan timur Indonesia meliputi Ambon dan Ternate (pertanian, industri, dan pertambangan) serta Samarinda, Balikpapan, Tarakan, dan Nunukan (batubara, minyak bumi, dan kayu lapis).
Seperti diketahui, Pelabuhan Bitung adalah pelabuhan yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan target sebagai Pelabuhan Hub Internasional.
Menteri Perhubungan Perhubungan Budi Karya Sumadi menambahkan pengembangan Pelabuhan Bitung dan sekitarnya akan meningkatkan kapasitas pelabuhan menjadi sekitar 2,7 juta TEUs.
“Untuk di pelabuhan Bitung eksisting itu kapasitasnya 1,5 juta TEUs, di KEK 600 ribu TEUs dan di Lembeh 600 ribu TEUS, sehingga total menjadi 2,7 juta TEUs,” sebut Menhub.
Sedangkan untuk biaya konstruksi tahap I yakni pengembangan pelabuhan eksisting adalah sebesar Rp. 1,08 triliun dan tahap II yaitu pengembangan KEK Bitung adalah sebesar Rp1,84 trilun.(Helmi)