Pelita Air Terpilih Sebagai Maskapai Peduli Lingkungan, Ini Alasannya
Jumat, 21 Juni 2024, 11:42 WIBBISNISNEWS.id –Perusahaan media asal Singapura, GovMedia, memberikan penghargaan kepada maskapai penerbangan Pelita Air sebagai "Indonesia Sustainability Initiative of the Year – Aviation”.
Maskapai medium service asal Indonesia dengan kode penerbangan IP ini terpilih sebagai maskapai merah putih oleh perusahaan media asal Singapura ini karena dinilai mampu membawa proyek berkelanjutan. Yakni, sebuah strategi komprehensif untuk mengurangi dampak lingkungan akibat aktivitas penerbangan.
Penghargaan diserahkan pada acara GovMedia Conference & Awards 2024, Kamis, 13 Juni 2024 di Marina Bay Sands Expo & Convention Center Singapura.
Inisiatif ini didasari oleh kondisi industri penerbangan yang saat ini menghadapi tantangan serius untuk segera mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan.
Corporate Secretary Pelita Air, Agdya Yogandari menyatakan, penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan dunia internasional kepada maskapai Pelita Air atas upaya berkelanjutan dalam mengurangi dampak lingkungan .
" Kami berterima kasih kepada seluruh komunitas dan stakeholders yang telah berkolaborasi bersama kami dalam mewujudkan inisiatif keberlanjutan ini," jelasnya.
Agdya menambahkan, Sustainable Initiative Pelita Air dilakukan untuk menyeimbangkan emisi karbon melalui pelibatan berbagai komunitas terkemuka dibidang lingkungan, serta seluruh stakeholders di industri penerbangan.
“Proyek ini didasari oleh semangat kolaborasi. Kami menggandeng lembaga yang fokus dibidang penghijauan, serta para pemangku kepentingan di seluruh industri penerbangan agar secara kolektif dapat bekerja sama untuk mengatasi tantangan lingkungan dengan tetap memastikan implementasi yang efektif,” pungkasnya.
Komitmen Pelita Air dalam mendukung terwujudnya penerbangan berkelanjutan, telah ditunjukkan maskapai ini sejak keikutsertaannya dalam peresmian bursa karbon IDX Carbon pada 26 September 2023.
Momen tersebut sekaligus menjadikan Pelita Air sebagai maskapai penerbangan pertama di Indonesia yang terdaftar dalam IDX Carbon.
“Pencapaian ini memiliki arti penting bagi Pelita Air karena mengukuhkan dedikasi perusahaan dalam mempercepat peralihan energi global menuju net zero emission yang ditargetkan oleh pemerintah Indonesia” ujar Agdya.
Selain itu, dalam rangka mendukung inisiatif pengimbangan karbon, Pelita Air menggunakan perhitungan offset dan pengurangan yang memanfaatkan jejak karbon pada penerbangan perdana Jakarta-Banjarmasin yang berlangsung pada 1 November 2023.
Sebagai bagian dari inisiatif penyeimbangan karbon, para penumpang pada penerbangan ini juga mendapatkan sertifikat karbon.
Sustainable Initiative Pelita Air juga dilakukan melalui penerapan Green Operating Procedure pada setiap penerbangan.
Prosedur ini diterapkan Pelita Air bukan semata-mata untuk menghemat penggunaan bahan bakar saja, namun juga sebagai usaha untuk mengurangi limbah yang dihasilkan oleh kegiatan penerbangan komersil.
Direktur Produksi Pelita Air Heru Susilo pada sesi diskusi “Sustainable Government Initiatives: Driving Change Across Industries” menjelaskan bahwa Pelita Air memperluas lingkup penerapan Green Operating Procedure. Salah satunya melalui penggunaan kemasan kertas daur ulang pada Meals On Board.
Keseriusan dalam mengurangi deforestasi juga ditunjukkan maskapai ini lewat penerapan operasi tanpa kertas, melalui teknologi Electronic Flight Bag (EFB).
“Kami adalah maskapai penerbangan pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi Electronic Flight Bag (EFB) level 2 dan Digital Flight Package (paperless operation) dari NAVBLUE, anak perusahaan Airbus yang bergerak dibidang teknologi aviasi dan navigasi penerbangan.” jelas Agdya.
Perlu diketahui, EFB merupakan perangkat navigasi digital yang terintegrasi dengan sistem operasi pesawat. Teknologi ini berfungsi untuk mengumpulkan data yang berguna bagi peningkatan kualitas operasi penerbangan dan keselamatan penerbangan. Penggunaan EFB juga mampu mengurangi penggunaan kertas secara signifikan.
Sebelum menerapkan EFB, setiap harinya penerbangan reguler menggunakan sekitar 2500 (dua ribu lima ratus) lembar kertas untuk kebutuhan flight document print di seluruh rute yang kami punya.
“Dengan EFB, Pelita Air telah berkontribusi dalam mengurangi penggunaan kertas yang sejalan dengan komitmen untuk penerbangan yang lebih berkelanjutan,” tutup Agdya Yogandari.
Penghargaan ini menjadi bukti nyata dedikasi dan upaya Pelita Air dalam mempercepat peralihan menuju penerbangan berkelanjutan dan menjaga lingkungan demi masa depan yang lebih baik.
(*/syam)