Pemerintah Memberikan Subsidi Tarif LRT Jabodetabek Sebesar 50 Persen
Rabu, 20 Desember 2017, 12:39 WIBBisnisnews.id - Pemerintah akan mensubsidi kereta api ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jabodebek sebesar 50 persen, Yaitu dari tarif Rp24.000 menjadi Rp 12.000.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pemerintah memahami apa yang menjadi keinginan masyarakat. Untuk itu, diberikan subsidi 50 persen. Karena berdasarkan feasibility study tarif LRT Jabodebek adalah Rp. 24.000-25.000. Dengan subsidi itu, masyarakat cukup membayar Rp 12.000.
"Jika berdasarkan feasibility study tarif LRT Jabodebek adalah Rp. 24.000-25.000, tapi kita kenakan tarif Rp 12.000 jadi sekitar 50 persennya itu kita subsidi," kata Menhub Budi saat menyaksikan penandatanganan Perjanjian Penyelenggaraan Prasarana LRT Terintegrasi di Wilayah Jabodebek di Kantor Kementerian Perhubungan Jakarta, Selasa (19/12/2017) oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian, Zulfikri bersama dengan Direktur Utama PT. KAI, Edi Sukmoro
Menhub menyebutkan, nilai subsidi tarif LRT Jabodebek diperkirakan sebesar berkisar Rp. 1 triliun - Rp 1,2 triliun per tahun selama 12 tahun. Sehingga totalnya sekitar Rp. 14 Triliun.
"Kita berhasil menandatangi suatu skema yang menurut saya adalah suatu yang baik sekali untuk dunia transportasi. Karena saya melihat bahwasanya ini satu usaha, pemikiran dan kolaborasi yang tidak mudah, namun kita bisa mnyelesaikan dengan baik. Harapannya semua bisa dilaksanakan dengan baik," tutur Menhub.
Menhub mengatakan ada dua hal positif dari kegiatan penandatanganan ini. Kedua hal tersebut yakni, LRT dapat memberikan suatu pelayanan yang baru bagi Jakarta. Sedangkan yang kedua adalah dimilikinya suatu format baru bahwasanya transportasi itu tidak semata-mata menggunakan APBN.
"Karena saya yakin dengan suatu skema pembiayaan yang cukup solid dan juga dengan suatu pola-pola yang inovatif pasti ini memberikan suatu optimisme baru bagi kita di dunia transportasi. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak," kata Menhub.
Sebagai informasi, berdasarkan ketentuan dalam UU 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, PP Nomor 6 Tahun 2017 tentang Perubahan atas PP 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian, dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 15 Tahun 2016 tentang Konsesi dan Bentuk Kerjasama Lainnya antara Pemerintah dengan Badan Usaha di Bidang Perkeretaapian, hak penyelenggaraan dapat diberikan kepada Badan Usaha Perkeretaapian melalui mekanisme penugasan.
Untuk itu, sesuai amanah Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2017, Pemerintah menugaskan PT.KAI untuk menyelenggarakan prasarana dan sarana LRT Jabodebek. Adapun ruang lingkup penyelenggaraan prasarana LRT meliputi pembangunan, pengoperasian, perawatan dan pengusahaan prasarana perkeretaapian.
Khusus mengenai pembangunan prasarana ditugaskan melalui PT. Adhi Karya Tbk. Sedangkan ruang lingkup penyelenggaraan sarana LRT oleh PT. KAI (Persero) antara lain pengadaan sarana, pengoperasian, perawatan dan pengusahaan sarana perkeretaapian serta menyelenggarakan sistem tiket otomatis (automatic fare collection).
Nilai investasi Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana LRT Jabodebek sebesar Rp 29,9 triliun. Investasi tersebut digunakan untuk pembiayaan aset prasarana (jalur dan fasilitas pengoperasian), aset sarana, aset perawatan prasarana sebesar Rp 25,7 triliun dan pembiayaan aset prasarana (17 stasiun) dan aset Depo sebesar Rp 4,2 triliun.
Pembiayaan pembangunan prasarana LRT Jabodebek berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT. KAI dan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk serta pinjaman perbankan. Pembayaran terhadap pembangunan prasarana kepada PT. Adhi Karya Tbk dilakukan oleh PT. KAI sesuai dengan perjanjian tata cara pembayaran.
Penyelenggaraan pembangunan prasarana LRT Jabodebek mencakup lintas pelayanan Cawang - Dukuh Atas (11,05 Km), Cawang - Cibubur (18,49 Km) dan Cawang - Bekasi Timur (14,89 Km). Progres pekerjaan LRT Jabodebek per 8 Desember 2017 telah mencapai 26,2 persen dengan rincian progres pekerjaan Cawang - Cibubur 46,85 persen, Cawang - Dukuh Atas 12,36 persen dan Cawang - Bekasi Timur 26,95 persen. LRT Jabodebek ditargetkan dapat beroperasi pada tahun 2019. (Syam S)