Pemimpin ISIS Asia Tenggara Terbunuh Di Filipina
Senin, 16 Oktober 2017, 15:35 WIBBisnisnews.id - Pemimpin kelompok ISIS di Asia Tenggara, yang masuk daftar teroris paling dicari AS, telah tewas dalam pertempuran perebutan kembali sebuah kota di Filipina, kata menteri pertahanan negara tersebut, Senin 16 Oktober.
Presiden Rodrigo Duterte dan analis keamanan mengatakan bahwa Hapilon telah menjadi tokoh kunci dalam upaya jihadis untuk membangun kekhalifahan Asia Tenggara karena mereka menghadapi kekalahan di Irak dan Suriah.
Kematian Isnilon Hapilon terjadi saat pengepungan Marawi selama empat bulan, sebuah pertempuran yang telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan menimbulkan kekhawatiran bahwa ISIS berusaha mendirikan pangkalan di Filipina selatan.
"Pasukan kami bisa mendapatkan Isnilon Hapilon dan Omar Maute. Mereka berdua terbunuh," kata Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana kepada wartawan, merujuk pada seorang pejuang lain yang memimpin serangan bersama Hapilon di Marawi pada bulan Mei.
Pemerintah AS telah menawarkan hadiah 5 juta dolar untuk informasi penangkapan Hapilon, pemimpin senior kelompok Abu Sayyaf yang berbasis di Filipina selatan, yang oleh AS dianggap sebagai organisasi teroris asing.
Lorenzana mengatakan bahwa pasukan darat Filipina yang melakukan serangan terakhir terhadap militan di Marawi membunuh Hapilon dan Omarkhayam Maute pada Senin pagi.
Tes DNA akan dilakukan karena tawaran hadiah dari pemerintah AS dan Filipina, dia menambahkan.
"Implikasi dari perkembangan ini adalah bahwa insiden Marawi sudah hampir berakhir dan kami mungkin akan mengumumkan penghentian permusuhan dalam beberapa hari," kata Lorenzana.
Orang-orang bersenjata Pro-IS menduduki sebagian wilayah Marawi pada tanggal 23 Mei menyusul usaha pasukan keamanan untuk menangkap Hapilon, kata pihak berwenang.
Militer Filipina mengatakan Hapilon bergabung dengan kelompok Maute untuk merencanakan penyerangan tersebut. Sejak itu lebih dari 1.000 orang terbunuh dan 400.000 warga mengungsi.
Dari AFP, Duterte telah memberlakukan darurat militer di sepertiga bagian selatan Filipina untuk mengatasi ancaman militan tersebut. (marloft)