Pengakuan Yerusalem Memungkinkan Proses Perdamaian
Senin, 11 Desember 2017, 17:50 WIBBisnisnews.id - Pemimpin Israel mengatakan Senin 11 Desember bahwa keputusan AS untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota negara Yahudi membuat "perdamaian jadi memungkinkan". Ia menghadapi tekanan baru dari Eropa untuk memulai kembali proses perdamaian yang hampir mati di Timur Tengah.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan langkah Presiden AS Donald Trump yang memicu peringatan diplomatik dan demonstrasi jalanan di seluruh dunia telah "menempatkan fakta di atas meja".
Dia berbicara saat dia tiba untuk melakukan pembicaraan di UE, di mana kepala diplomatik blok itu, Federica Mogherini mendesak Israel untuk menemukan solusi berkelanjutan dan komprehensif terhadap konflik yang telah berlangsung puluhan tahun dengan orang-orang Palestina.
Uni Eropa menyatakan kekhawatirannya pekan lalu atas keputusan AS tersebut, namun Netanyahu mengatakan bahwa Trump telah "menempatkan fakta di atas meja" dengan mengakui bahwa Yerusalem telah menjadi ibu kota negara Israel selama 70 tahun dan orang-orang Yahudi selama 3.000 tahun.
"Itu tidak menghindarkan perdamaian, itu membuat perdamaian memungkinkan, karena mengakui kenyataan adalah substansi perdamaian, ini adalah dasar perdamaian," katanya dalam sebuah pernyataan menjelang pertemuan dengan menteri luar negeri Uni Eropa.
Keputusan di Yerusalem menaikkan diplomasi AS selama beberapa dasawarsa dan melanggar konsensus internasional. Mogherini pekan lalu memperingatkan bahwa hal itu bisa membawa "situasi mundur ke masa yang lebih gelap".
Mogherini mengatakan Uni Eropa, donor terbesar Palestina akan meningkatkan upaya dengan kedua belah pihak dan mitra regional termasuk Yordania dan Mesir untuk meluncurkan kembali proses perdamaian.
"Kami percaya bahwa ini adalah kepentingan Israel, terutama untuk kepentingan keamanan Israel, untuk menemukan solusi berkelanjutan dan komprehensif terhadap konflik Israel-Palestina," kata Mogherini seperti dikutip dari AFP.
Mogherini juga mengecam serangan terhadap Israel setelah Netanyahu membidik "kemunafikan" Eropa yang telah mengecam pernyataan Trump, tapi tidak kepada "roket yang menyerang Israel atau hasutan mengerikan".
Netanyahu menunjuk sebuah inisiatif perdamaian AS yang baru sebagai jalan kemajuan.
"Sekarang ada upaya untuk mengajukan sebuah proposal perdamaian baru oleh pemerintah Amerika. Saya pikir kita harus memberi kesempatan damai, saya pikir kita harus melihat apa yang disajikan dan melihat apakah kita dapat memajukan perdamaian ini," katanya.
Menantu Trump dan penasihat senior Jared Kushner dan timnya telah bekerja untuk mengembangkan proposal baru AS untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai antara Israel dan Palestina, namun tidak jelas kemajuan yang dia buat. (marloft)