Penjahat Perang Bunuh Diri Di Pengadilan, Presiden Kroasia Berduka
Kamis, 30 November 2017, 20:23 WIBBisnisnews.id - Presiden Kroasia mengatakan pada hari Kamis 30 November bahwa warga negaranya harus mengakui kejahatan yang dilakukan oleh sesama orang Kroasia di Bosnia, sehari setelah seorang penjahat perang Bosnia Kroasia bunuh diri di sebuah pengadilan di Den Haag.
"Orang Kroasia perlu memiliki kekuatan untuk mengakui bahwa beberapa rekan senegaranya di Bosnia melakukan kejahatan dan mereka harus bertanggung jawab," kata Kolinda Grabar-Kitarovic dalam pidato di televisi, merujuk pada perang berdarah tahun 1990-an di Bosnia.
Pernyataannya lebih baik dari pada Perdana Menteri Kroasia Andrej Plenkovic, yang pada hari Rabu 29 November mengecam ketidakadilan moral mendalam terhadap keputusan hakim PBB tersebut.
Slobodan Praljak, 72, adalah satu dari enam pemimpin masa perang Bosnia Kroasia yang dipenjara oleh Pengadilan Pidana Internasional untuk bekas Yugoslavia (ICTY).
Mantan komandan militer itu menenggak cairan dari botol cokelat, yang dia katakan kepada pengacaranya adalah racun, hanya beberapa detik setelah hakim PBB menjatuhkan hukuman 20 tahun penjara. Dia kemudian meninggal di rumah sakit.
Dia dan kelima terdakwa lainnya adalah peserta kunci dalam usaha kriminal bersama untuk membersihkan muslim Bosnia guna menyatukan orang-orang Kroasia di wilayah tersebut.
Tapi keputusan dan kematian Praljak memicu kemarahan banyak orang Kroasia di Balkan, yang menganggap orang-orang itu sebagai pahlawan dan pembela rakyat mereka.
Grabar-Kitarovic mengatakan bahwa tribunal tersebut gagal memenuhi perannya dalam membawa keadilan, karena kejahatan terhadap orang Kroasia Bosnia tidak dihukum dengan cara yang sama.
Presiden mengucapkan belasungkawa kepada keluarga Praljak, orang yang lebih memilih mengambil nyawanya sendiri ketimbang hidup sebagai narapidana atas tindakan yang dia yakin tidak dia lakukan.
Dia mengatakan kematiannya sangat mengejutkan hati orang-orang Kroasia. (marloft)