Perundingan Qatar di AS, Saudi Tetap Bersikeras
Rabu, 28 Juni 2017, 10:52 WIBBisnisnews.id - Tiga diplomat utama Teluk berada di Washington pada hari Selasa (27/6/2017) saat Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson berusaha membantu menyelesaikan krisis Qatar.
Dengan batas waktu satu minggu untuk Qatar untuk memenuhi tuntutan Saudi, Tillerson melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.
Disusul pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Kuwait untuk Urusan Kabinet, Sheikh Mohammad Abdullah Al-Sabah, yang telah mengambil peran mediator secara resmi.
Dan dia berencana bertemu dalam jamuan kerja makan malam pada Selasa malam (27/6/2017) dengan Kuwait dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang menawarkan untuk membantu menyelesaikan pertengkaran tersebut.
Namun, Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir, yang juga di Washington mengatakan, "Tuntutan kami terhadap Qatar tidak dapat dinegosiasikan, sampai Qatar mengakhiri dukungannya terhadap ekstremisme dan terorisme," kata Jubeir melalui Twitter.
Riyadh telah menetapkan daftar isi 13 tuntutan untuk Qatar, termasuk penutupan Al-Jazeera, pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran dan penutupan pangkalan militer Turki di emirat tersebut.
Pekan lalu Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab untuk urusan luar negeri, Anwar Gargash memperingatkan bahwa Qatar harus menanggapi tuntutan tersebut dengan serius atau menghadapi perceraian dari tetangga-tetangganya di Teluk.
Sementara Washington memiliki hubungan ekonomi dan keamanan yang erat dengan kedua belah pihak yang bertikai.
Qatar adalah rumah bagi pangkalan AS terbesar di kawasan ini, Al-Udeid. Bahrain adalah rumah bagi Armada Kelima Angkatan Laut Amerika Serikat. Dan militer AS dan Saudi juga bekerja sama erat.
"Kuwait adalah mediator resmi pertikaian, namun peran AS akan sangat penting dalam bentuk pembicaraan jarak jauh," kata Hussein Ibish, seorang ilmuwan Institut Negara Teluk Arab di Washington.
Amerika Serikat telah memperingatkan bahwa beberapa tuntutan akan sulit diterima Qatar, meminta Saudi untuk mengeluarkan daftar keluhan yang masuk akal dan dapat ditindaklanjuti.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert mengatakan pada hari Selasa (27/6/2017) bahwa perundingan akan berlanjut sepanjang minggu ini, namun menambahkan tuntutan Saudi tetap menantang Qatar.
"Beberapa tuntutan akan sulit bagi Qatar untuk digabungkan dan harus dipatuhi," katanya dikutip dari AFP. (marloft)