Perusahaan Korut Di China Diperintahkan Tutup Bulan Januari
Kamis, 28 September 2017, 20:50 WIBBisnisnews.id - China mengatakan Kamis 28 September bahwa perusahaan Korea Utara yang beroperasi di negara tersebut harus ditutup pada bulan Januari karena Beijing menerapkan sanksi PBB yang diberlakukan setelah uji coba nuklir keenam Pyongyang.
Kementerian perdagangan mengatakan perusahaan Korut, termasuk usaha patungan dengan perusahaan China, memiliki waktu 120 hari untuk ditutup dimulai dari tanggal resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa diadopsi, 11 September.
Di luar sanksi, berdasarkan kasus per kasus, adalah entitas yang terlibat dalam kegiatan nonkomersial atau proyek infrastruktur utilitas umum yang tidak menghasilkan keuntungan.
Pengumuman tersebut disampaikan beberapa hari setelah China memastikan bahwa pihaknya akan menerapkan bagian lain dari sanksi tersebut yaitu pembatasan ekspor produk minyak suling mulai 1 Oktober dan larangan tekstil dari Utara.
Pada bulan Agustus, China melarang perusahaan dan warga Korea Utara mendirikan perusahaan baru di wilayahnya.
Penerapan sanksi PBB oleh China sangat menghajar Korea Utara. Beijing adalah sekutu utama Pyongyang dan mitra dagangnya yang bertanggung jawab atas sekitar 90 persen perdagangan.
Amerika Serikat telah menekan China untuk menggunakan sanksi ekonominya agar Korut melepaskan ambisi nuklirnya.
Washington bergantian mengkritik dan memuji peran Beijing dalam krisis Korea Utara, di satu sisi menyambut baik dukungan atas sanksi baru, namun juga menegaskan bahwa pihaknya harus berbuat lebih banyak untuk mengendalikan tetangganya yang sesat.
China telah meminta Trump dan Kim Jong-Un untuk meredam retorika mereka yang semakin membuncah dan mencoba memulai perundingan damai.
"Kami menentang perang di semenanjung Korea dan masyarakat internasional tidak akan membiarkan perang yang akan membuat orang jatuh ke dalam jurang kesengsaraan," kata juru bicara kementerian luar negeri Lu Kang.
"Sanksi dan dialog adalah persyaratan Dewan Keamanan PBB. Kita seharusnya tidak terlalu menekankan satu aspek sambil mengabaikan yang lain," kata Lu.
Sementara China memberlakukan sanksi terhadap tetangganya itu tapi tetap ingin menghindari keruntuhan rezim tersebut karena kekhawatiran dapat menyebabkan masuknya pengungsi menyeberang ke perbatasannya dan tentara AS berjaga di negara mereka.
Namun Beijing tampaknya kehabisan kesabaran dengan nuklir Korea Utara. Tes terakhir awal bulan ini memicu gempa yang dirasakan di timur laut China.
Cabang bank terbesar China mengatakan kepada AFP bahwa mereka telah menangguhkan transaksi keuangan untuk warga Korea Utara. (marloft)