Pesawat Jatuh Di Kathmandu, Sedikitnya 40 Tewas
Senin, 12 Maret 2018, 19:42 WIBBisnisnews.id - Sedikitnya 40 orang tewas dan 23 terluka saat sebuah pesawat Bangladesh jatuh dan terbakar di dekat bandara Kathmandu pada hari Senin 12 Maret.
Pejabat mengatakan ada 71 orang di dalam pesawat AS-Bangla Airlines dari Dhaka saat jatuh di lapangan sepak bola di dekat bandara.
Tim penyelamat harus memotong reruntuhan pesawat yang hancur dan terbakar untuk menarik orang keluar.
"Tiga puluh satu orang meninggal di tempat kejadian dan sembilan meninggal di dua rumah sakit di Kathmandu," kata juru bicara polisi Manoj Neupane kepada AFP, menambahkan 23 lainnya terluka.
Penyebab kecelakaan itu belum jelas, namun sebuah pernyataan dari pihak berwenang bandara mengatakan bahwa pesawat tersebut tidak terkendali saat mendarat.
Saksi mata mengatakan bahwa pesawat tersebut jatuh saat melakukan usaha kedua untuk mendarat.
Juru bicara Angkatan Darat Nepal, Gokul Bhandaree mengatakan tujuh korban selamat dari kecelakaan tersebut namun kemudian meninggal karena luka-luka mereka.
Juru bicara maskapai Kamrul Islam, mengatakan kepada AFP bahwa 33 penumpang adalah orang Nepal, 32 orang Bangladesh, satu orang Cina dan satu dari Maladewa.
Pesawat tersebut merupakan turbortop Bombardier Dash 8 Q400 buatan Kanada, kata Mahbubur Rahman dari kantor penerbangan sipil Bangladesh. Sumber lain mengatakan pesawat tersebut sudah berusia 17 tahun.
"Mungkin ada masalah teknis di pesawat terbang, tapi harus diselidiki sebelum membuat pernyataan akhir," kata Rahman.
Bandara Kathmandu ditutup sebentar setelah kecelakaan, sehingga penerbangan masuk harus mengalihkan, tapi sejak itu telah dibuka kembali.
US-Bangla Airlines adalah perusahaan penerbangan swasta yang diluncurkan pada bulan Juli 2014 dengan semboyan "Fly Fast Fly Safe".
Maskapai yang berbasis di Dhaka ini melakukan penerbangan internasional pertamanya pada bulan Mei 2016 ke Kathmandu, dan sejak itu memperluas rute ke Asia Selatan, Timur Tengah dan Asia Tenggara.
Nepal telah mengalami sejumlah bencana udara dalam beberapa tahun terakhir, yang membawa pukulan ke industri pariwisata.
Rekaman keselamatan udara yang buruk sebagian besar karena pemeliharaan yang tidak memadai, pilot yang tidak berpengalaman dan manajemen kurang lancar. (marloft)