PM Inggris Minta Waktu Transisi Dua Tahun
Jumat, 22 September 2017, 23:27 WIBBisnisnews.id - Perdana Menteri Inggris Theresa May menyerukan transisi 2 tahun setelah Brexit pada hari Jumat 22 September dimana Inggris akan mempertahankan hubungan saat ini dengan Brussels, dalam usaha membuka perundingan yang macet dengan Uni Eropa.
Dalam pidato utamanya di Florence, May berjanji untuk memenuhi komitmen Inggris terhadap anggaran Uni Eropa sampai tahun 2020 dan menjelaskan jaminan hukum baru terhadap hak-hak 3 juta orang Eropa yang tinggal di Inggris.
Dia juga berkomitmen untuk menjaga keamanan Eropa, dengan mengatakan secara langsung kepada para pemimpin Uni Eropa, "Kami ingin menjadi teman dan mitra terkuat Anda saat Uni Eropa dan Inggris berkembang berdampingan."
Putaran keempat perundingan dengan Komisi Eropa akan dimulai minggu depan, dan London ingin membuat kemajuan dalam hal perceraian sehingga pembicaraan dapat berlanjut ke perdagangan.
"Sementara kepergian Inggris dari UE tidak dapat dipungkiri merupakan proses yang sulit, maka semua dalam kepentingan agar perundingan kita berhasil," katanya dikutip dari AFP.
May memastikan dia menginginkan masa transisi setelah Brexit sekitar dua tahun, di mana warga UE dapat terus bekerja di Inggris namun harus mendaftar.
Bagi Inggris dan Uni Eropa, akses ke pasar satu sama lain harus terus berlanjut pada periode sekarang selama periode ini, katanya.
Dia juga berjanji untuk menghormati komitmen keuangan Inggris untuk sisa rencana anggaran UE saat ini, dengan mengatakan bahwa tidak ada negara anggota yang membayar lebih atau menerima lebih sedikit.
Kontribusi Inggris selama dua tahun setidaknya akan mencapai 24 miliar dolar, meskipun ini jauh di bawah perkiraan Eropa mengenai total tagihan Brexit.
Dari AFP, dengan tawaran baru atas uang dan hak warga negara, perdana menteri menangani dua dari tiga prioritas Uni Eropa. (marloft)