Posko Nataru Angkutan Laut Ditutup, Penumpang Naik 13.13%
Kamis, 09 Januari 2020, 14:36 WIBBisnisNews.id -- Direktur Jenderal Perhubungan Laut R. Agus H. Purnomo, Kamis (9/1/2020) resmi menutup Posko Angkutan Laut Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 (Nataru). Secara umum penyelenggaraan Angkutan Laut Nataru dinilai berjalan aman dan lancar. Penutupan Posko Nataru ditandai dengan pelepasan atribut dan tanda panitia.
Dirjen Agus mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan YME karena tugas untuk mengawal Angkutan Nataru telah selesai dengan sukses dan lancar. "Data realisasi jumlah penumpang selama periode Nataru sampai dengan tanggal 8 Januari 2020 adalah sebanyak 1.323.908 orang atau naik sebesar 13.13 % dibandingkan tahun lalu,"kata Dirjen Agus di Jakarta.
“Kami ingin berterimakasih kepada seluruh jajaran petugas Ditjen Perhubungan Laut yang bertugas melayani angkutan laut Nataru, stakeholder terkait dan masyarakat. Semoga ini menjadi bakti kita kepada Negara dan amal ibadah kepada Allah SWT,” ujar Dirjen Agus usai menutup Posko Angkutan Laut Nataru di Kantor Kementerian Perhubungan.
“Untuk pelabuhan dengan penumpang tertinggi tidak jauh berbeda saat Angkutan Lebaran maupun hari-hari biasa, yaitu Pelabuhan Batam, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Pinang, Ternate, Tanjung Buton, Tanjung Uban, Manado, Tanjung Perak, Dumai dan Tarakan,” ungkap Dirjen Agus.
Namun menurutnya, khusus untuk Angkutan Nataru terdapat beberapa pelabuhan yang menjadi fokus dan harus diwaspadai terjadi lonjakan penumpang, yaitu Pelabuhan Jayapura, Manokwari, Sorong, Bitung/Menado, Ambon, dan Kupang.
“Alhamdulillah semua permasalahan terkait lonjakan penumpang di daerah bisa diantisipasi dan diatasi dengan baik dan aman. Hal tersebut tak terlepas dari kerja keras dan koordinasi seluruh pihak,” ucap Dirjen Agus.
Selanjutnya, Dirjen Agus menginstruksikan agar penerapan e-ticketing harus ditingkatkan terutama oleh PT. Pelni yang ada di daerah serta meningkatkan edukasi tentang e-ticketing dan sterilisasi pelabuhan kepada penumpang.
“Edukasi penumpang sangat penting dan yang paling efektif dilakukan melalui media. Edukasi dan sosialisasi kepada penumpang harus terus menerus dilakukan terutama di pelabuhan yang masih terdapat penumpang menginap agar pelabuhan bisa steril,” terangnya.
Hal penting lain yang harus ditingkatkan pelayanannya ialah terkait pengaturan bagasi atau barang bawaan, pengaturan porter dan peningkatan fasilitas pelabuhan yang masih kurang.
Pihaknya juga menegaskan bahwa setelah Angkutan Nataru usai, sebentar lagi kita akan bersiap menghadapi masa Angkutan Lebaran. Oleh karenanya, Ia mengajak seluruh jajarannya untuk dapat membangun suasana yang kompak dan solid seperti ini.
“Empat bulan lagi kita akan segera bertemu dengan penyelenggaraan Angkutan Lebaran. Masih cukup waktu bagi Perhubungan Laut untuk mempersiapkan diri dan mengkalkulasi lebih cermat prediksi kenaikan penumpang dan kapasitas kapal yang tersedia serta pengaturan rute saat mudik berlangsung,” imbuh Dirjen Agus.
Beberapa Catatan Positif
Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Capt. Wisnu Handoko menyebutkan, terdapat beberapa catatan positif dalam kegiatan Posko Nataru tahun ini. Antara lain meningkatnya ketertiban penumpang, semakin banyak operator kapal yang menerapkan sistem e-ticketing serta ruang tunggu dan fasilitas untuk penumpang di pelabuhan sudah tersedia dengan cukup.
“Sedangkan beberapa catatan yang perlu menjadi perhatian dan perbaikan di antaranya terkait keterlambatan/pembatalan keberangkatan kapal yang disebabkan cuaca buruk serta pengawasan dan sosialisasi keselamatan terhadap kapal-kapal wisata lebih ditingkatkan untuk meminimalkan kecelakaan kapal,” jelasnya.
Menurut Capt. Wisnu, penyelenggaraan Angkutan Laut Nataru adalah tugas mulia bagi seluruh jajaran Ditjen Perhubungan Laut dan instansi terkait. Seluruh jajaran Ditjen Perhubungan Laut mulai dari Pejabat Eselon II, III dan IV serta staf telah terjun langsung ke daerah-daerah selama periode penyelenggaraan Posko sesuai Instruksi Menteri Perhubungan dan Dirjen Perhubungan Laut.
“Pemantauan tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa berbagai permasalahan terutama terkait kenaikan jumlah penumpang dan ketersediaan kapal dapat ditangani dengan baik serta memastikan bahwa kapal tetap diberangkatkan dalam kondisi laik laut,” tutup Capt. Wisnu.(helmi)