Presdir AP II Ungkap Lima Tantangan Industri Penerbangan Global
Minggu, 25 Juni 2023, 07:50 WIBBISNISNEWS.id - President Director PR Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengungkap tantangan terbesar industri penerbangan global saat ini, termasuk masalah yang dihadapi Indonesia.
Dikatakan, industri penerbangan global merumuskan lima tantangan terbesar yang dihadapi para pelaku usaha moda angkutan udara. Tantangan pertama adalah pertumbuhan jumlah penumpang pesawat.
Di Indonesia, jumlah penumpang pesawat diyakini terus tumbuh. Data IATA (International Air Transport Association) menyebutkan pada 2018 Indonesia merupakan pasar penerbangan terbesar ke-10 di dunia, lalu pada 2028 naik menjadi terbesar ke-5 di dunia, dan pada 2038 kembali naik menjadi terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penumpang pesawat mencapai 451 juta penumpang.”l
“Ekosistem sektor transportasi udara harus benar-benar siap, terkait pola distribusi, suplai, angkutan kargo, hingga kaitannya dengan pariwisata,” ujar Muhammad Awaluddin.
Tantangan kedua adalah pengembangan teknologi untuk digunakan baik di bandara maupun di pesawat.
“Pengembangan bandara dengan konsep smart airport tentunya tidak bisa dihindari, dan ini sudah dilakukan AP II sejak 2016. Pengembangan teknologi yang diharapkan ke depannya juga terkait operasional pesawat, yakni penggunaan pesawat listrik (electric) dan hybrid,” jelas Awaluddin.
Kemudian tantangan ketiga terkait dengan peningkatan aspek operasional dan infratruktur guna berdampak pada peningkatan kapasitas bandara dan load factor di setiap penerbangan, termasuk juga peningkatan pelayanan dan operasional.
Adapun tantangan keempat dan kelima terkait dengan lingkungan, yakni penggunaan Sustainable Aviation Fuel (SAF) sebagai bahan bakar ramah lingkungan dan terkait dengan emisi karbon.
“Sektor penerbangan nasional harus memperhatikan keberlanjutan. Bandara AP II sendiri sudah mulai menggunakan energi baru terbarukan (EBT) di sejumlah bandara. Pada 2021-2028, di 20 bandara AP II akan dioperasikan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas total 26 megawatt peak (MWp),” ujar Awaluddin.
Awaluddin optimistis sektor penerbangan nasional mampu menghadapi tantangan-tantangan tersebut.
Tantangan yang ada, ungkapnya dapat dihadapi dengan pengembangan ekosistem penerbangan yang terdiri Air Transport, Travel dan Tourism.
Pengembangan ekosistem penerbangan ini dapat dilakukan dengan konsep Indonesia Aviaconomics.
“Di dalam konsep Indonesia Aviaconomics, suatu bandara memiliki ekosistem yang memberikan dampak ekonomi secara luas dengan membuka ribuan bahkan puluhan ribu lapangan pekerjaan, serta memiliki aktivitas ekonomi yang tinggi,” ujar Awaluddin.
Pengungkapan tantangan industri penerbangan global ini disampaikan Awaludin pada saat melakukan pertemuan dengan para pelaku transportasi nasional dalam seminar nasional Sustainable Smart Transportation Menuju Indonesia Emas 2045 yang diselenggarakan
Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT) di Universitas Negeri Surabaya, pada 24 Juni 2023, yang menghadirkan delapan narasumber yang merupakan stakeholder di bidang transportasi.
Delapan narasumber, antara lain
Staf Khusus Menteri Perhubungan Abdulhamid Dipopramono, Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Mohamad Rizal Wasal, President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, Direktur Utama DAMRI Setia N. Milatia Moemin, Ketua Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia Sutopo Kristanto, Direktur Operasional Jasa Raharja Dewi Aryani Suzana dan Direktur Human Capital PT Hutama Karya Muhammad Fauzan
Awaluddin mengatakan, pembahasan yang dilakukan para pelaku stakeholder transportasi di seminar nasional ini agar dapat ditindaklanjuti dengan karya-karya akademisi.(Syam)