Presiden Joko Widodo Nyatakan Penyesalannya Atas Kekerasan Yang Dialami Etnis Rohingnya
Senin, 04 September 2017, 10:36 WIBBisnisnews.id-Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) nyatakan penyesalannya terhadap kasus kekerasan dan pembantaian terhadap Etnis Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine Myanmar.
Pernyataan resmi Presiden itu, sekaligus juga menjelaskan perlunya aksi nyata dalam mengatasi permasalahan tersebut. "Saya dan seluruh rakyat Indonesia, kita menyesalkan aksi kekerasan yang terjadi di Rakhine State Myanmar, perlu sebuah aksi nyata tidak hanya kecaman-kecaman," tegas Presiden di Istana Merdeka Jakarta, Minggu (3/9/2017).
Kata Presiden, pemerintah berkomitmen terus membantu mengatasi krisis kemanusiaan, bersama-sama dengan kekuatan masyarakat sipil Indonesia dan masyarakat internasional. Sebagai langkah nyata, telah ditugaskan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi untuk datang ke Myanmar dan meminta pemerintah Myanmar menghentikan dan mencegah kekerasan.
Baca Juga
TRAGEDI KEMANUSIAAN
Memberi Makan Ribuan Pengungsi, Bangladesh Berharap Bantuan Internasional
KEMANUSIAAN
Pemkot Pekanbaru Siap Tampung Etnis Rohingnya
TRAGEDI KEMANUSIAAN
Menlu RI Hari Ini Lakukan Pertemuan Dengan Pejabat Myanmar
Menlu Retno Marsudi dijadwalkan bertemu dengan Menlu merangkap Konselor Negara Republik Persatuan Myanmar Aung San Suu Kyi yang juga pemimpin Partai Liga Demokrasi Nasional, partai mayoritas parlemen Myanmar pada Senin (4/9/2017) di Myanmar.
Pertemuan itu membahas agenda solusi atas tragedi kemanusiaan yang menimpa masyarakat etnis Muslim Rohingya yang tinggal di negara bagian Rakhine.
Tragedi kemanusiaan yang dialami muslim Rakhine menjadi belakangan bahkan menjadi konsumsi publik intternasional. Beragam foto-foto mengerikan beredar luas di media sosial.
Rohingya telah menghadapi puluhan tahun penganiayaan di Myanmar di mana mereka ditolak kewarganegaraannya.
Namun, dalam banyak kasus, pasukan keamanan, yang kadang-kadang didukung oleh warga sipil Budha bersenjata, membakar desa Rohingya dan melepaskan tembakan ke penghuninya.
PBB memperkirakan 40.000 orang Rohingya telah melintasi perbatasan ke Bangladesh. Pada tanggal 29 Agustus, Wakil Perdana Menteri Turki Mehmet Simsek, men-tweet 4 foto, mendesak masyarakat internasional untuk menghentikan pembantaian etnis Rohingya.
Postingannya di-retweet lebih dari 1.600 kali, dan disukai oleh lebih dari 1.200 pembaca.
Tapi dia langsung dikritik keaslian foto-fotonya. Tiga hari setelah tweet-nya Simsek menghapusnya.(Adhitio)