Presiden Jokowi Ceritakan Pengalamannya Selama di Afghanistan
Sabtu, 10 Februari 2018, 19:26 WIBBisnisnews.id - Afghanistan adalah negara yang memiliki deposit emas , gas dan minyak paling besar di dunia, tapi tidak bisa dikelola karena perang.
Ungkapan itu disampaikan Presiden Joko Widodo dihadapan para pemuka agama peserta musyawarah besar kerukunan bangsa di Istana Bogor, Jawa Barat, Sabru (10/2/2018.).
Negara yang menyimpan kekayaan itu sampai aekarang masih menghadapi konflik dan perang saudara. Presiden Jokowi cerita kondisi Afghanistan ketika dirinya melakukan lawatannya ke negara yang tengah dilanda konflik perang saudara.
Kata Jokowi, sebelum dirinya sampai di Kabul, ada ledakan bom yang menewaskan 20 orang. Dua hari sebelum mendarat di Kabul, ada bom lagi yang menewaskan 103 orang,
Bahkan dua jam sebelum mendarat di Kabul, markas akademi militer di diserang, lima tentara tewas dan puluhan luka-luka.
"Waktu saya ke sana, saya kaget betul. Kota yang sangat besar, gedungnya besar-besar tapi kehidupan kesehariannya dapat dikatakan, nggak bisa menyampaikan dengan kata-kata. Di setiap jalan ada tank, setiap gang ada tank," ungkapnya, saat menerima sekitar 400-an para pemuka enam agama dari pusat dan daerah di ruang Garuda Istana Bogor.
Presiden juga menyampaikan cerita Ibu Rula Ghani yang mengungkapkan kehidupan anak-anak yang tidak bisa bermain dan perempuan dibatasin pergerakannya karena perang.
Jokowi menjelaskan, akibat konflik perang di Afghanistan yang sudah 30 tahun, dampaknya sangat luas. Perempuan nggak bisa bersekolah lagi, keluar rumah dibatasi karena masalah keamanan.
Dampak terdahsyat dialami adalah anak-anak. Dan sekarang ini karena kondisinya sudah lebih membaik meskipun masih ada bom begitu banyaknya, kondisinya sudah lebih baik.
" Kalau kindisi sekarang ini aja sudahebih baik, berarti nggak baiknya seperti apa nggak ngerti saya. Sekarang anak perempuan pada lingkungan tertentu dibolehkan naik sepeda dan itu sangat bahagia sekali," katanya.
Atas pengalaman perjalanannya itu di Afghanistan, Presiden mengajak masyarakat mensyukuri nikmat perdamaian dan kerukunan yang dirasakan di Indonesia. (Adhitio/Syam S)