Razia Terpadu di Soetta Temukan 23 Pelanggaran Kendaraan Operasional
Senin, 30 Juli 2018, 15:15 WIBBisnisnews.id - PT Angkasa Pura II (Persero) menemukan 23 pelanggaran keselamatan sejumlah kendaraan operasional dalam razia Ramp Safety Campaign (RSC) II 2018 di Bandara Internasional Soekarno - Hatta.
Dari 23 temuan itu, rata-rata adalah soal kelengkapan kendaraan yang biasa digunakan untuk operasional internal di lingkungan kawasan bandara. Diantaranya, ban kendaraan yang sudah tipis dan harus segera diganti karena tidak memenuhi kelaikan operasi.
Ini adalah razia terpadu kedua yang dilakukan PT Angkasa Pura II (Persero) untuk menjamin terwujudnya keselamatan , keamanan dan kenyamanan sebagai kelanjutan dari razia serupa yang telah dilakukan perseroan pada Februar 2018 lalu.
President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, keselamatan menjadi salah satu pilar operasi perusahaan yang tidak bisa ditawar-tawar. Ini menjadi tanggungjawab penuh perseroan dan seluruh stakeholder untuk mewujudkannya.
Sesuai visi perusahaan “to become the best smart connected airport in the region” dan sesuai dengan misi nya “we will achieve our vision by bringing the best out of our people and partners to deliver safe and pleasant travel experience to our customers”.
“Terdapat 23 pelanggaran dalam razia tersebut, seperti ban kendaraan yang sudah tipis sehingga tidak laik operasi," kata Awaludin, Senin (30/7/2018)
Awaludin menuturkan, perseroan berkomitmen mewujudkan pencapaian visi dan misi perusahaan dalam penerapan faktor keselamatan di seluruh bandar udara yang dikelola.
“Keselamatan adalah suatu yang mutlak dan merupakan salah satu pilar operasi perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi udara. Keselamatan pengguna jasa, karyawan, visitor, stakeholder maupun operasi pesawat udara menjadi perhatian dan tanggung jawab kami,” tegasnya.
Dalam membangun budaya keselamatan perusahaan, kata Awaludin, perseroan fokus pada pencapaian acceptable safety level dan safety culture (reporting culture) tanpa mengesampingkan strategi bisnis perseroan.
Pembangunan basis data dan informasi keselamatan oleh unit airport safety akan sangat berguna bagi internal maupun eksternal perusahaan. “Ini kali kedua kami gelar, sebelumnya kami lakukan pada Februari 2018,” ujar Awaluddin.
Tahun ini, perseroan bertekat terus melakukan upaya peningkatan kinerja keselamatan agar accident rate dan frequency rate dapat kembali diturunkan lebih kecil dari capaian pada tahun 2017.
“RSC merupakan upaya kita semua, para karyawan, mitra kerja dan mitra usaha dalam rangka untuk menumbuhkan budaya keselamatan dan menurunkan tingkat incident/accident di bandara,” ujarnya.
Dalam kegiatan RSC kedua tahun ini, akan dilanjutkan dengan kegiatan road show campaign, dengan lebih aktif melakukan campaign secara door to door kepada para mitra kerja di sisi udara dengan maksud penyampaian campaign agar lebih mengena kepada level pelaksana operasi di lapangan.
“Disiplin operasi ini harga mati. Ini menjadi sangat penting untuk menciptakan operational excellence. Karena untuk menciptakan performance excellence, kita perlu menciptakan service excellence yang didukung oleh operational excellence. Sehingga dapat menciptakan business excellence,” tuturnya. (Ismadi/Syam S)