Revitalisasi Terminal 1 dan 2 Soetta Jadi LCCT Memuluskan Target 20 Juta Wisman
Senin, 23 Juli 2018, 09:41 WIBBisnisnews.id - Terminal 1 dan 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta segera direvitalisasi menjadi low cost carrier terminal (LCCT). Pengerjaan dilakukan secara bertahap dengan memindahkan seluruh penerbangan asing dari terminal 2 ke terminal 3 dan ditargetkan selesai September 2018.
Nantinya terminal 2 disiapkan untuk melayani LCCT penerbangan internasional dan domestik, sedangkan terminal 1 full domestik. PT Angkasa Pura II (Prsero) atau AP II, juga memberikan ruang bagi investasi swasta di dua terminal itu.
Total investasi yang digelontorkan sebesar Rp 3,7 triliun. Diantaranya untuk anggaran LCCT terminal 1 sebesar Rp 1,9 triliun dan sisanya terminal 2 sebesar Rp 1, 8 triliun.
Ditektur Utama PT AP II Muhammad Awaluddin mengakui rencana revitalisasi itu juga memberikan peluang bagi investasi swasta termasuk maskapai berbiaya murah atau LCC. Namun fokusnya sekarang ini ialah memindahkan seluruh pelayanan maskapai asing yang masih berada di terminal 2 ke terminal 3.
"Sebenarnya PT Angkasa Pura II sudah memiliki LCCT yakni Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta. Ke depannya, kami programkan Terminal 1 menjadi full LCCT penerbangan domestik. Sedangkan Terminal 2 full LCCT untuk penerbangan domestik dan internasional," kata Awaluddin.
Tahap awal akan direhabilitasi terminal 2, setelah itu berlanjut ke terminal 1 dengan memindahkan seluruh pelayanan penerbangan di terminal 1 ke terminal 2.
Pengembangan LCCT itu sendiri diharapkan dapat mewujudkan program pemerintah di sektor industri wisata yang mentargetkan 20 juta wisatawan manca negara (wisman).
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan dirinya telah diperintahkan oleh Presiden Djoko Widodo, dalam waktu satu bulan ini sudah harus memiliki LCCT.
"Kami diminta oleh Pak Presiden (Joko Widodo) dalam waktu sebulan ini harus memiliki LCCT. Saya sudah bertemu Pak Awaluddin (Dirut PT. Angkasa Pura II), kami sudah sepakat LCCT paling mungkin di terminal 2 Bandara Soekarno Hatta," kata Menpar Arief.
Menpar menuturkan, mendatangkan kunjungan 20 juta wisman hampir pasti tidak akan tercapai, jika menggunakan cara yang biasa. "Hasil yang luar biasa hanya bisa ditempuh dengan cara yang tidak biasa! LCCT ini adalah salah satunya," tambah Menpar.
Dia menjelaskan, pertumbuhan penumpang internasional rata-rata 13 persen per tahun. Dari angka tersebut, pertumbuhan penumpang yang menggunakan layanan Full Service Carriers (FSC) sekitar tujuh persen. Sedangkan LCC tumbuh 55 persen per tahun. Namun butuh waktu untuk merealisasikan LCCT di Indonesia.
"Terminal LCC paling tepat karena pertumbuhan trafiknya di atas 20 persen dan sejalan dengan target pertumbuhan pariwisata 21 persen, sedangkan kalau mengandalkan Full Service Carrier Terminal seperti Garuda di bawah lima persen, sehingga sulit diandalkan untuk mencapai target pariwisata," jelasnya.
Dengan adanya terminal LCC, maka maskapai bisa memotong biaya operasional hingga 50 persen, namun akan memiliki trafik yang meningkat dua kali lipat. Seperti diketahui Passenger Service Charge (PSC) Terminal 2 domestik Soekarno Hatta Rp 85 ribu dan Terminal 2 Internasional Soekarno Hatta Rp 150 ribu
"Sebanyak 45 maskapai LCC potensial yang belum terbang ke Indonesia. Contohnya Indigo (India) Vietjet (Vietnam) tidak mau karena Airport chargenya mahal. Hingga saat ini AirAsia yang sudah komitmen. Dimanapun ada LCCT AirAsia siap akan terbang," ujarnya.
Investasi Swasta
Terkait pengembangan LCCT yang dilakukan AP II di terminal 1 dan 2 bandara internasional Soekarno-Hatta, Air Asia tertarik melakukan investasi. Mskapai ini juga yang terus berharap, disediakannya terminal khusus untuk LCC.
Direktur Utama PT AirAsia Indonesia Tbk, Dendy Kurniawan belum lama ini mengatakan pengembangan terminal penumpang di bandara harus disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.
kata Dendy, di Indonesia, penumpang pesawat udara umumnya memburu tiket berbiaya hemat, tapi terminal penumpang yang khusus melayani LCC tidak tersedia.
Revitalisasi terminal 1 dan 2 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, tutur Dendy, diharapkan memberikan peluang bagi maskapai, seperti AirAsia Indonesia ikut andil dalam pembangunan terminal.
Berapa besar investasi yang akan disiapkan, kata Dandy, nanti menunggu penawaran dari pihak PT Angkasa Pura II. "Kalau dibukan penawaran kita masuk," jelasnya.
Terminal khusus LCC sangat di butuhkan, karena Jakarta belum memilikinya. Namun kata dendy, kalau terminal 4 yang rencananya juga akan dibangun AP II, sangat bagus untuk LCC.
Sebelumnya dia juga berharap, ketika ada pemindahan pelayanan maskapai dari terminal 2 ke terminal 3 ultimate, terminal 2 akan direvitalisasi menjadi terminal khusus LCC. "Tapi kalau ada pilihan terminal 2 atau terminal 4 yang dikhususkan untuk LCC, tentu kami memilih terminal 4," harapnya.
Pertumbuhan jumlah penumpang angkutan udara setiap tahun terus meningkat, karena itu sangat perlu disiapkan terminal LCC. Terminal yang ada di Bandara Soekarno-Hatta, maupun bandara lainnya adalah full service. Padahal, terminal LCC itu, konsepnya lebih hemat, terminalnya lebih terbuka, megurangi energi listrik, sehingga lebih memanfaatkan penerangan dari luar yang lebih hemat.
Sekarang ini, pelayanan maskapainya LCC namun terminalnya full service, sehingga penumpang tetap dibebani tarif pelayanan jasa penumpang udara (PJP2U) atau passengger service charge (PSC) lebih tinggi atau sama dengan layanan full service.
Dia mencontohkan seperti di termnal 3 ultimate bandara internasional Soekarno-Hatta, penumpang LCC bayarnya full service. Kalau nantinya benar akan dikembangkan LCCT, akan sangat hemat dan meringankan beban para calon penumpang, bukan hanya domestik tapi juga internasional.(Syam S)