Rupiah Merosot Permintaan Terhadap Dolar AS Sulit Terbendung
Rabu, 31 Januari 2018, 09:42 WIBBisnisnews.id - Rupiah masih jalan di tempat bahkan cenderung merosot, padahal sudah didorong sentimen posotof dari dalam berupa hasil survei pada CEO di Indonesia yang dirilis Oxford Business Group (OBG) yang menyebutkan, iklim berbisnis di Indonesia mengalami peningkatan dalam dua tahun terakhir.
Di pasar global, permintaan terhadap dolar AS terus meningkat dan sulit terbendung da nilainya terus meroket, seiring dengan kekhawatiran potensi kenaikan suku bunga The Fed, sehingga rupiah pun tidak mampu mempertahankan posisi support 13.368.
Sejumlah sentimen positif dari dalam negeri tidak cukup kuat menahan pelemahan rupiah yang diperkirakan rupiah akan bergerak pada kisaran support 13.450 dan resisten 13.357.
Kendati demikian ada penutupan, pergerakan laju dolar AS cenderung meningkat dari sebelumnya sebagai antisipasi pertemuan The Fed (30-31 Jan) yang berimbas negatif pada pergerakan sejumlah mata uang Asia, termasuk Rupiah.
Analis Bina Artha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, menjelaskan, pelaku pasar kembali melepas rupiah dan mengejar dolar AS sehingga pelemahan kembali berlanjut tidak bisa dihindari.
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,57% di level 6575.492 pada 30 Januari 2018. Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama dan kedua berada pada level 6.522.839 dan 6.470.186. Resistance pertama dan kedua berada pada level 6651.953 dan 6728.413.
Analis Bina Artha Sekuritas M.Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, berdasarkan indikator daily, MACD masih berada di area positif.
Sedangkan, Stochastic dan RSI bergerak menuju ke area netral dari area overbought. Terlihat pola bearish engulfing line candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi koreksi sehat lanjutan pada pergerakan indeks saham.
Adapun sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain sebagai berikut :
- ASII, Daily (8425) (RoE: 12.40%; PER: 18.04x; PBV: 2.24x; Beta: 1.35).
Pergerakan harga berpotensi menyentuh garis MA 60 dan MA 200 terlebih dahulu sebelum mengalami proses rebound. “Buy on Weakness” pada area 8275 – 8325, dengan target harga secara bertahap di level 8600 dan 8700. Support: 8000.
- GIAA, Daily (312) (RoE: -39.60%; PER: -2.02x; PBV: 0.80x; Beta: 0.06).
Saat ini, terlihat pola bullish dragonfly doji candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. Selain itu, harga bertahan di atas garis tengah dari bollinger. “Akumulasi Beli” pada area level 306 – 312, dengan target harga secara bertahap di level 328, 348, 364, 382 dan 404. Support: 300.
- ICBP, Daily (8700) (RoE: 19.58%; PER: 25.17x; PBV: 4.91x; Beta: 1.13).
Meskipun terlihat pola long black marubozu candle, adapun pergerakan harga masih membentuk fase akumulasi dalam rangka membentuk pola uptrend. “Buy on Weakness” pada area level 8625 – 8675, dengan target harga secara bertahap di level 9150 dan 9275. Support: 8575.
- MAPI, Daily (7675) (RoE: 7.79%; PER: 38.87x; PBV: 2.96x; Beta: 1.8).
Saat ini, indikator RSI menunjukkan jenuh beli dan terlihat pola tweezer top candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi koreksi sehat pada pergerakan harga saham. “Sell on strength” pada area level 7600 - 7700, dengan target harga di level 7225. Resistance: 7825.
- PWON, Daily (695) (RoE: 14.95%; PER: 17.67x; PBV: 2.64x; Beta: 1.96).
Pergerakan harga masih membentuk fase akumulasi dalam rangka membentuk pola uptrend. “Akumulasi Beli” pada area level 680 – 695, dengan target harga secara bertahap di level 710 dan 725. Support: 670.
- UNVR, Daily (54875) (RoE: 90.19%; PER: 59.81x; PBV: 54.16x; Beta: 0.55).
Fase akumulasi masih terlihat dalam rangka membentuk pola uptrend ke depannya. “Akumulasi Beli” pada area level 54525 – 54875, dengan target harga di level 55525. Support: 53525. (Adhitio)